REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Orang-orang yang beriman memiliki kerinduan yang besar bertemu dengan Allah SWT. Sebab itu mereka tidak merasakan takut dengan kematian, karena mereka menyadari bahwa kematian adalah gerbang yang harus dilewati agar bisa bertemu dengan dzat yang dicintainya yakni Allah SWT.
Sebaliknya orang-orang kafir tak menyukai kematian. Kelak ketika ajal telah datang menjemput mereka, mereka berupaya menolak dan menghindar tetapi itu sia-sia saja.
Mereka telah dibentangkan dosa-dosa yang telah diperbuatnya, dan diperlihatkan pedihnya siksa yang akan menimpa mereka. Karena itu dalam hidupnya, orang-orang kafir takut akan datangnya kematian.
Imam Qurthubi dalam kitab at-Tadzkirah menukil hadits tentang mengapa orang-orang mukmin sangat rindu berjumpa dengan Allah sedangkan orang-orang kafir tak menyukai berjumpa dengan Allah.
عن عبادة بن الصامت رضي الله عنه عن النبي ﷺ قال: من أحب لقاء الله أحب الله لقاءه، ومن كره لقاء الله كره الله لقاءه (أخرجه البخارى فى صحيحه).
Dari 'Ubadah bin Shamit, Rasulullah SAW bersabda, “Apabila seseorang rindu untuk berjumpa dengan Allah, maka Allah lebih rindu lagi untuk berjumpa dengannya. Siapa yang tidak suka berjumpa dengan Allah, maka Allah lebih tak suka lagi berjumpa dengannya.” (HR Bukhari)
فقالت عائشة أو بعض أزواجه: إنا لنكره الموت، فقال : ليس ذاك، ولكن المؤمن إذا حضره الموت بشر برضوان الله وكرامته فليس شيء أحب إليه مما أمامه فأحب لقاء الله وأحب الله لقاءه، وإن الكافر إذا حضر بشر بعذاب الله وعقوبته فليس شيء أكره إليه مما أمامه، فكره لقاء الله وكره الله لقاءه. (اخرجه مسلم وايت ماجه من حديث عائشة و ابن المبارك من حديث أنس
Baca juga:7 Daftar Kontroversi Panji Gumilang Pimpinan Al Zaytun yang tak Pernah Tersentuh
Imam al-Bukhari mengisahkan bahwa Aisyah radhiyallahu anha dan beberapa istri Nabi yang lain berkata pada Nabi SAW. 'Kami tidak suka dengan kematian'. Nabi kemudian berkata, 'Jangan berpikir demikian, karena jika orang Mukmin apabila ajalnya telah tiba, dia akan diberikan berita gembira bahwa Allah telah memberinya keridhoan serta kemuliaan.
Tidak ada sesuatu pun yang lebih diinginkannya saat itu kecuali bertemu dengan Allah, sehingga dia senang bertemu dengan Allah dan Allah senang berjumpa dengan orang mukmin tersebut. Tetapi jika orang kafir meninggal, maka dia akan diberi berita bahwa dia akan mendapat azab dan siksa dari Allah, sehingga dia tidak menyukai pertemuannya dengan Allah, dan adapun Allah lebih tidak suka lagi berjumpa dengan orang kafir tersebut.” (HR Muslim dan Ibnu Majah dari hadits Aisyah RA dan Ibnu al-Mubarak dari hadits Anas).