Kamis 01 Jun 2023 12:47 WIB

Segudang Kemuliaan dan Karamah Sarah, Istri Nabi Ibrahim yang tak Bisa Disentuh Raja

Sarah merupakan istri pertama Nabi Ibrahim yang melahirkan Nabi Ishaq

Rep: A Syalaby Ichsan / Red: Nashih Nashrullah
Ilustrasi Sarah istri Nabi Ibrahim. Sarah merupakan istri pertama Nabi Ibrahim yang melahirkan Nabi Ishaq
Foto:

Dia kemudian berkata pada Sarah, "Aku berjanji tak akan mengganggumu. Mohonlah kepada Tuhanmu agar melepaskan tanganku. Sungguh, aku tidak akan menyakitimu." Sarah kembali berdoa, "Ya Allah, jika benar yang dia katakan, lepaskanlah tangannya." Allah SWT kembali menunjukkan kuasa-Nya. Pada usia 90 tahun, istri pertama Ibrahim itu hamil. 

وَامْرَأَتُهُ قَائِمَةٌ فَضَحِكَتْ فَبَشَّرْنَاهَا بِإِسْحَاقَ وَمِنْ وَرَاءِ إِسْحَاقَ يَعْقُوبَ

"Dan istrinya berdiri (di balik tirai) lalu dia tersenyum, maka Kami sampaikan kepadanya berita gembira tentang (kela hiran) Ishaq dan dari Ishaq (akan lahir putranya) Ya'qub." (QS Hud ayat 71).

Dalam salah satu tafsir, pemberi kabar gembira itu tidak lain adalah malaikat utusan Allah SWT. Ketika itu, istrinya berdiri untuk melayani para tamu (malaikat), sedangkan Nabi Ibrahim dalam keadaan duduk, dikatakan Sarah, tertawa.

Pendapat lain mengatakan, maknanya adalah istri Ibrahim mengalami haid ketika itu juga, padahal ia telah tua dan mandul, dan telah putus asa untuk bisa mengalami haid.

Maka, Kami sampaikan kepadanya berita gembira tentang (kelahiran) Ishaq yang ia lahirkan untuk Nabi Ibrahim. Kami juga memberinya kabar gembira bahwa Ishaq akan memiliki anak bernama Ya'qub.

Rasa syukur tak terhingga dipanjatkan Sarah atas kehamilannya. Dia pun berupaya menyiapkan kelahiran buah hatinya dengan memperbanyak ibadah kepada Allah Rabbul Izzati. 

Dua anak Ibrahim, yakni Ismail dan Ishaq, mewarisi kenabiannya. Meski pada masa hidupnya, Ibrahim tidak memiliki kerajaan sehebat Babilonia, Mesir, Memphis, atau Thebes, Ibrahim berhasil melahirkan putra-putra hebat di muka bumi. Dari mereka, kerajaan-kerajaan besar di dunia dibangun.

Ishaq yang tumbuh di bawah asuhan Sarah menjadi pribadi berhati luhur, beriman, cakap dan pemberani. 

Dia mewarisi kesabaran dan kelapangan hati sang ayah juga kecerdasan diri bunda Sarah. Sarah pun menjadi perempuan mulia yang berhasil mendampingi para nabi. Dia terus taat di tengah cobaan dan ujian yang merintangi. Pada saat yang sama, Allah SWT menunjukkan durhakanya istri Nabi Luth kepada suaminya.

ضَرَبَ اللَّهُ مَثَلًا لِلَّذِينَ كَفَرُوا امْرَأَتَ نُوحٍ وَامْرَأَتَ لُوطٍ ۖ كَانَتَا تَحْتَ عَبْدَيْنِ مِنْ عِبَادِنَا صَالِحَيْنِ فَخَانَتَاهُمَا فَلَمْ يُغْنِيَا عَنْهُمَا مِنَ اللَّهِ شَيْئًا وَقِيلَ ادْخُلَا النَّارَ مَعَ الدَّاخِلِينَ

 

"Allah membuat perumpamaan bagi orang-orang kafir, istri Nuh dan istri Luth. Keduanya berada di bawah pengawasan dua orang hamba yang saleh di antara hamba-hamba Kami. Kemudian, kedua istri itu berkhianat kepada kedua suaminya. Tetapi, kedua suaminya itu tidak dapat membantu mereka sedikit pun dari (siksa) Allah, dan dikatakan (ke pada kedua istrinya itu), 'Masuk lah kamu berdua ke neraka ber sa ma orang-orang yang masuk (neraka)'." (QS At Tahrim ayat 10).     

sumber : Harian Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement