Rabu 31 May 2023 13:32 WIB

Di Balik Teguran untuk Nabi Musa Ketika Merasa Paling Pandai dan Benar

Kisah teguran Allah SWT untuk Nabi Musa diabadikan dalam Alquran

Rep: A Syalaby Ichsan / Red: Nashih Nashrullah
Pertemuan Nabi Musa dan Nabi Khidir Ilustrasi. Kisah teguran Allah SWT untuk Nabi Musa diabadikan dalam Alquran
Foto:

Mereka pun turun dari perahu. Ketika berjalan menelusuri pantai, terlihat seorang anak bermain dengan teman-temannya. 

Khidir menghampirinya dan memukulnya hingga jatuh ke tanah. Dia pun mematahkan kepala anak itu hingga mati. 

أَقَتَلْتَ نَفْسًا زَكِيَّةً بِغَيْرِ نَفْسٍ لَقَدْ جِئْتَ شَيْئًا نُكْرًا "Mengapa kamu bunuh jiwa yang bersih, bukan karena dia membunuh orang lain? Sesungguhnya kamu telah melakukan suatu yang mungkar" (QS al-Kahfi ayat 74). 

Khidir pun mengulangi persyaratan antara mereka jika Musa tak boleh bertanya. Untuk kedua kalinya, Musa berkata: 

قَالَ إِنْ سَأَلْتُكَ عَنْ شَيْءٍ بَعْدَهَا فَلَا تُصَاحِبْنِي ۖ قَدْ بَلَغْتَ مِنْ لَدُنِّي عُذْرًا "Jika aku bertanya kepadamu tentang sesuatu sesudah ini, janganlah kamu memperbolehkan aku menyertaimu. Sesungguhnya kamu sudah cukup memberikan uzur padaku" (QS al-Kahfi ayat 76).

Mereka pun melanjutkan perjalanan hingga sampai ke suatu desa. Di desa itu penduduknya amat kikir. Mereka tidak memberi makan tamu, tidak memberi minum orang yang kehausan, dan tidak menerima orang asing. 

Di tempat itu Khidir justru membangunkan kembali dinding miring yang hampir roboh. Dia mengembalikannya ke keadaan semula.

Penjelasan yang dinanti Musa pun disampaikan. Khidir memerincinya dengan tiga jawaban. Kapal yang dirusak merupakan kepunyaan orang-orang miskin. 

Khidir menenggelamkannya karena takut akan adanya perompak. Berikutnya, anak kecil itu dibunuh Khidir karena akan tumbuh bak akhlak orang kafir meski orang tuanya mukmin. 

Khidhir pun menjelaskan, relalah setiap orang dengan qadha Allah SWT. Bagi setiap mukmin, qadha Allah SWT atas apa yang dia benci lebih baik dari qadha-Nya atas apa yang disuka. 

Terakhir, dinding itu diperbaiki karena ternyata ada harta simpanan anak yatim di bawah kota itu. Jika dinding itu jatuh, harta benda itu akan terlihat orang dan dicuri. Tegaknya kembali dinding itu merupakan upaya untuk memelihara harta benda mereka. 

Baca juga: Mualaf Lourdes Loyola, Sersan Amerika yang Seluruh Keluarga Intinya Ikut Masuk Islam

Kisah ini mengandung begitu banyak hikmah. DR Aidh al-Qarni dalam buku Sentuhan Spiritual Aidh al-Qarni terbitan Al Qalam menjelaskan, pelajaran pertama dari kisah ini, yakni ketegaran Musa yang rela meninggalkan bangsa dan negerinya untuk menuntut ilmu dari Nabi Khidir. Padahal, Musa merupakan nabi dengan pengikut yang banyak. 

Pelajaran berikutnya, yakni bagaimana kita harus mencontoh Nabi Musa dan orang-orang terdahulu dalam upaya mencari ilmu. Pada masa sekarang jutaan buku telah dicetak, hadis-hadis telah dikukuhkan kebenarannya, hingga adanya katalog yang memudahkan pelajar untuk mencari suatu hadis membuat tidak ada uzur dalam mempelajari ilmu agama.  

Imam Ahmad menggeluti pergumulan hadis selama 40 tahun. Dia mengembara ke Mesir, Irak, Syam, Khurasan, Hijaz, dan Shan'a di Yaman untuk mengum pulkan hadis demi hadis sehingga kitabnya, al-Musnad mencerahkan dunia. 

sumber : Harian Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement