Sabtu 20 May 2023 14:30 WIB

Dilakukan di Bulan Zulkaidah, Ini 10 Isi Perjanjian Hudaibiyah dan Sejarahnya 

Perjanjian Hudaibiyah dilakukan di bulan Zulkaidah.

Rep: Mabruroh/ Red: Muhammad Hafil
 Dilakukan di Bulan Zulkaidah, Ini 10 Isi Perjanjian Hudaibiyah dan Sejarahnya. Foto:  Masjid Hudaibiyah
Foto:

8.      Bahwa engkau pada tahun ini harus kembali dan tidak boleh masuk ke kota Makkah. Kemudian pada tahun depan, kami (kaum Quraisy) akan keluar dari Makkah, dan engkau boleh masuk bersama para sahabatmu, lalu engkau boleh tinggal di sana selama tiga hari dengan membawa senjata orang bepergian, yaitu, pedang-pedang di dalam sarungnya. Engkau tidak boleh masuk dengan senjata selain ini.

9.      Untuk binatang sembelihan (kurban), kami tidak akan mengambilnya dan akan melepaskannya. Maka, janganlah engkau berikan kepada kami.

10.  Perjanjian ini disaksikan oleh beberapa orang dari kaum muslimin dan beberapa orang dari kaum musyrikin. Dari kaum muslimin: Abu Bakar Ash-Shiddiq, Umar bin Khathab, Abdurrahman bin Auf, Abdullah bin Suhail bin Amru, Sa'ad bin Abi Wagash, Muhammad bin Maslamah dan Ali bin Abi Thalib, sebagai penulis naskah perjanjian. Sementara dari kaum musyrikin: Mikraz bin Hafsh dan Suhail bin Amru.

Tatakala beliau sedang bernegosiasi dengan Suhail bin Amru di Hudaibiyah, tiba-tiba Anak Suhail (Abu Jandal) datang menghampiri beliau dalam keadaan terbelenggu. la telah melarikan diri dari kaum musyrikin Makkah, padahal saat itu ayahnya sedang bernegosiasi dengan Rasulullah. Abu Jandal telah memeluk Islam dan dia datang guna meminta pertolongan kepada kaum muslimin sebab ia telah berhasil melepaskan diri dari tangan kaum musyrikin.

Ketika Suhail melihat anaknya, maka ia pun segera bangkit dan mencengkeram kerah bajunya seraya berkata, "Wahai Muhammad, perkara ini sudah terikat antara aku dan engkau sebelum anak ini datang." Rasulullah menjawab, "Engkau benar."

Rasulullah lantas menjelaskan kepada Abu Jandal bahwa baru saja dilakukan perjanjian di mana isi perjanjian tersebut memang mengharuskan Abu Jandal dikembalikan kepada walinya, yakni orangtuanya.

Beliau berkata kepada Abu Jandal sembari menghiburnya, “Wahai Abu Jandal, bersabar dan harapkanlah pahala! Sesungguhnya Allah swt akan menjadikan untukmu dan orang-orang yang bersamamu dari kalangan orang-orang yang lemah jalan keluar dan kelapangan.”

Belum genap satu tahun, dia dan saudara-saudaranya kaum muslimin yang lemah yang ada di kota Makkah berhasil melepaskan diri dari penjara Makkah. Hingga akhirnya mereka menjadi sebuah kekuatan yang ditakuti oleh kaum kafir Makkah setelah mereka bergabung dengan Abu Bashir dan berhasil menguasai jalur-jalur kafilah kaum musyrikin yang datang dari negeri Syam.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement