Ahad 14 May 2023 21:44 WIB

7 Sifat yang Harus Dimiliki Menteri Menurut Pandangan Pakar Politik Islam

Menteri mempunyai kedudukan vital dalam ilmu politik Islam

Rep: Fuji E Permana / Red: Nashih Nashrullah
Ilustrasi para menteri. Menteri mempunyai kedudukan vital dalam ilmu politik Islam
Foto:

Sungguh benar perkataan wazir (pembantu khalifah) al-Ma'mun, Muhammad bin Yazdad dalam syairnya. 

"Kebenaran memahami perkataan seseorang merupakan ruh dari perkataannya. Jika ia salah memahami perkataannya, itulah kematian. Jika hati seseorang tidak mampu memelihara perkataannya, maka terjaganya ia di dunia ini sama dengan tidurnya." 

Ketujuh, bukan orang yang bersifat suka menuruti hawa nafsunya, yang dapat menyelewengkannya dari kebenaran menuju kebatilan sehingga menjadikannya tidak kuasa membedakan antara orang yang benar dan yang salah. 

Sungguh hawa nafsu dapat menipu hati dan akal seseorang yang memalingkannya dari kebenaran. Oleh karena itu, Rasulullah SAW bersabda: 

حبٌك الشيئ يعمي و يصم "Kecintaan kamu terhadap sesuatu dapat membuat buta dan tuli." (HR Abu Dawud)

Baca juga: 7 Daftar Kontroversi Panji Gumilang Pimpinan Al Zaytun yang tak Pernah Tersentuh

Seorang penyair berkata, "Sungguh jika faktor pendorong hawa nafsu sedikit, seorang pendengar memperhatikan rang yang berbicara, dan suatu kaum patuh kepada para ulama mereka. Tentu kita akan menegakan hukum dengan adil dan tuntas. Kita tidak akan menjadikan kebatilan sebagai kebenaran. Kita tidak akan mengatakan kebenaran terhadap kebatilan. Kita akan takut dibodohi mimpi-mimpi kita. Akhirnya, kita mengandung perjalanan masa seperti wanita hamil." 

 

Namun, jika pembantu pemimpin atau khalifah akan dilibatkan dalam jajak pendapat atau pengambilan keputusan. Maka dia harus memiliki sifat kedelapan, yakni pengalaman yang menjadikannya mampu berpendapat dengan baik dan bertindak dengan benar.     

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement