Jumat 28 Apr 2023 11:43 WIB

Kasus Penganiayaan oleh Anak Polisi dan Pentingnya Mengajarkan Anak Lapang Dada

Sifat memaafkan merupakan cermin kebesaran jiwa dan kekuatan hati.

Rep: Rossi Handayani/ Red: Muhammad Hafil
Kasus Penganiayaan oleh Anak Polisi dan Pentingnya Mengajarkan Anak Lapang Dada. Foto:  Penganiayaan (Ilustrasi)
Kasus Penganiayaan oleh Anak Polisi dan Pentingnya Mengajarkan Anak Lapang Dada. Foto: Penganiayaan (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Pengasuh pesantren Tunas Ilmu Purbalingga sekaligus dosen Sekolah Tinggi Dirasat Islamiyyah Imam Syafi'i Jember, Ustadz Abdullah Zaen, Lc., MA mengatakan, salah satu akhlak terpuji yang akan memberikan jalan kebaikan bagi jiwa untuk sampai kepada puncaknya, adalah sifat lapang dada dan tidak dengki serta mudah untuk memaafkan orang lain.

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,

Baca Juga

"خُذِ الْعَفْوَ وَأْمُرْ بِالْعُرْفِ وَأَعْرِضْ عَنِ الْجَاهِلِينَ"

Artinya: “Jadilah engkau pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan kebajikan serta berpalinglah dari orang-orang yang jahil“. (QS. Al-A\'râf ayat 199)

"Memaafkan tidak identik dengan kehinaan dan ketidakberdayaan. Bahkan sifat memaafkan merupakan cermin kebesaran jiwa dan kekuatan hati, serta lapang dada. Sebab, pada dasarnya ada kesanggupan untuk membalas. Sikap yang baik ini, akan menunjukkan rasa kebesaran jiwa, yaitu menumbuhkan ketenangan, ketentraman, kemuliaan dan keperkasaan jiwa, yang tidak akan dijumpai tatkala melampiaskan api dendam," kata Ustadz Abdullah melalui pesan Telegram.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata,

"وَمَا زَادَ اللهُ عَبْدًا بِعَفْوٍ إِلاَّ عِزًّا"

“Tidaklah Allah menambah seorang hamba dengan kemudahan untuk memaafkan kecuali Allah akan memberinya kemuliaan”. HR. Muslim dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu.

Ustadz Abdullah menjelaskan, orang yang berakal seharusnya mengamalkan nasihat Ibnu Hibban rahimahullah dalam Raudhatul-'Uqalâ`, "Betapa pentingnya seseorang melatih diri untuk berlapang dada terhadap kesalahan orang lain dan tidak membalasnya dengan kejelekan. Karena, tidak ada obat yang paling efektif dalam meredam kejahatan orang lain melebihi perbuatan yang baik kepadanya. Dan, tidak ada faktor yang mampu menyulut kejahatan, melebihi melakukan kejahatan serupa".

"Sikap lapang dada juga akan mewujudkan keseimbangan jiwa dan membiasakannya untuk mencintai kebaikan bagi orang lain," kata Ustadz Abdullah.

Rasulullah shallallahu’alaihiwasallam telah mengingatkan,

"لاَ يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ لِأَخِيْهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ"

"Tidaklah beriman salah seorang dari kalian; hingga dia menyukai (menginginkan) bagi saudaranya segala (kebaikan) yang dia sukai bagi dirinya sendiri”. HR. Bukhari dari Anas bin Malik radhiyallahu’anhu.

"Untuk menanamkan sifat mulia ini pada anak, tentu harus dimulai dari diri orang tua selaku contoh bagi mereka. Janganlah orang tua enggan mengucapkan kata maaf ketika bersalah dan memaafkan jika anak berbuat salah," kata Ustadz Abdullah.

Seperti diketahui, viral kasus penganiayaan terhadap Ken Admiral yang dilakukan Aditya Hasibuan yang merupakan anak AKBP Achiruddin Hasibuan. Dari hasil pemeriksaan, sang ayah yang ada di lokasi penganiayaan disebut diam saja saat menyaksikan anak laki-lakinya, Aditya Hasibuan menganiaya Ken Admiral.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement