Ahad 23 Apr 2023 22:00 WIB

Benarkah Ali Bin Abu Thalib Tidak Pernah Mengakui Kepemimpinan Abu Bakar?

Ali bin Abu Thalib berbait kepada Abu Bakar dan mengakui kepemimpinannya

Rep: Hasanul Rizqa/ Red: Nashih Nashrullah
Ilustrasi Ali bin Abi Thalib. Ali bin Abu Thalib berbait kepada Abu Bakar dan mengakui kepemimpinannya
Foto:

Abu Bakar dalam pidatonya menegaskan adanya keutamaan dalam diri golongan Muhajirin dan Anshar. Mertua Nabi SAW itu kemudian menyimpulkan, pemim pin hendaknya berasal dari Muhajirin, sedangkan menterinya (wazir) dari Anshar. Situasi kembali menghangat.

Pemuka Bani Khazraj, Al-Habab bin Munzir, menegas kan keinginan kaum Anshar untuk me miliki tampuk pimpinan. Bahkan, Ibnu Mun zir sampai-sampai mengajak agar ma sing-masing golongan boleh memiliki pemimpin yang berbeda. Keadaan semakin tegang.

Mendengar itu, Basyir bin Saad bangkit. Tokoh Anshar dari Bani Aus ini meminta hadirin untuk tetap tenang. Ditegaskannya pula, kaum Anshar dalam membela Islam semata-mata didasari niat Lillahi Ta'ala dan ketaatan pada Nabi SAW.

Oleh ka rena itu, menurut dia, tidak layak mereka berebut jabatan dari kaum Muhajirin. Apalagi, Rasul SAW sendiri berasal dari Suku Quraisy. Lebih berhak bila kaumnya tampil untuk memimpin umat.

Ucapan ini ternyata menyentuh hati seluruh tokoh di balai pertemuan tersebut. Ketika nama Rasulullah SAW disebut-sebut, perasaan mereka campur aduk, sedih dan malu. Orang-orang yang tadinya berkeras ingin kaumnya mendapatkan jabatan, kini tertunduk.

Mengutip buku Ensiklopedi Tematis Dunia  inilah detik-detik munculnya khulafaur rasyidin. Sesudah para peserta ter kesima pidato Basyir bin Saad, Abu Bakar kemudian mengusulkan agar mereka seluruhnya berbaiat kepada salah satu dari dua tokoh ini: Umar bin Khattab atau Abu Ubaidah bin Jarrah.

Namun, keduanya secara serentak menolak usulan itu. Umar me rasa Abu Bakar lebih layak menjadi pemimpin. Hal yang sama diyakini Abu Ubai dah dan Basyir bin Saad. Akhirnya, seluruh hadirin menyatakan sumpah setia kepada Abu Bakar.

Peristiwa ini disebut sebagai Baiat Pertama. Adapun Baiat Kedua diseleng garakan di Masjid Nabawi dengan dihadiri se luruh penduduk Madinah. Ali bin Abi Thalib sempat terlambat menyatakan sumpah setia terhadap Abu Bakar.

Hal ini dilaku kannya untuk menenggang perasaan istri nya yang juga putri Rasul SAW, Fatimah. Suatu kali, Fatimah menanyakan harta warisan ayahnya, tetapi Abu Bakar men jawab, Setiap rasul tidak pernah meninggalkan warisan bagi keluarganya. Perempuan mulia itu ternyata kurang begitu senang.

 

Untuk menjaga perasaan istrinya itu, Ali menunda melakukan baiat hingga Fatimah wafat, yakni sekitar 15 bulan pasca-Rasulullah SAW wafat. Khilafah Abu Bakar, Umar, Utsman bin Affan, dan Ali bin Abi Thalib. Mereka merupakan para sahabat Nabi SAW yang mulia.  

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement