Selasa 04 Apr 2023 16:38 WIB

Apakah yang Dimaksud Manusia Seutuhnya?

Islam menjadi petunjuk bagi manusia.

Rep: Ratna Ajeng Tejomukti/ Red: Muhammad Hafil
 Apakah yang Dimaksud Manusia Seutuhnya? Foto:  Penerapan protokol kesehatan saat beribadah di masjid. Ilustrasi
Foto: ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA
Apakah yang Dimaksud Manusia Seutuhnya? Foto: Penerapan protokol kesehatan saat beribadah di masjid. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --Imam Masjid New York Imam Shamsi Ali menjelaskan kesempurnaan manusia hanya akan terjadi ketika menyatu tiga komposisi dalam penciptaannya. Yaitu material (fisikal), intelektual (akal) dan spiritual (ruhani). Menyatunya ketiga komponen penciptaan manusia ini menjadikannya manusia sempurna. Dalam bahasa Indonesia lebih dikenal dengan istilah manusia seutuhnya.

Islam sebagai petunjuk hidup (hudan) yang sempurna (kaaffah) pastinya hadir untuk memberikan acuan dalam menjaga dan menumbuhkan ketika komponen dasar kehidupan manusia itu. Alquran dan hadits Rasulullah memberikan tuntutan yang cukup tentang bagaimana menjaga dan menumbuh suburkan ketiganya.

Baca Juga

"Intinya Islam menghendaki ketiga komponen hidup itu sehat secara imbang. Karena sesungguhnya ketiganya adalah tiga komponen yang tak mungkin terpisahkan antara satu dan lainnya. Sehat dan kuat secara fisik, sehat dan tajam secara akal, serta sehat dan bersih secara ruh. Ketiga mendapat porsi perhatian yang mendasar bagian dari tuntunan Islam," ujar dia.

Dalam perjalanannya manusia lalai. Bahkan jahil dan zholim pada diri dan kehidupannya. Kejahilan dan kezholiman manusia terwujud, salah satunya, dalam bentuk melalaikan ketiga atau sebagian komponen hidupnya itu. Pada ghalibnya manusia hanya penuh perhatian pada aspek material (fisikal) kehidupannya. Akibatnya manusia tidak menampakkan karakter manusia. Tapi lebih kepada karakter hewani. Bahkan lebih jahat dari hewan (adhollu).

"Di sinilah puasa memainkan peranan signifikan dalam menjaga keseimbangan ketiga komponen hidup manusia. Benar bahwa puasa itu padat dengan nilai-nilai spiritual (ruhiyah). Dari puasa itu sendiri, Sholat-Sholat tarawih dan qiyamul lael, tilawatul Quran, hingga dzikir, tasbih dan doa-doa,"jelas dia.

Semua aktifitas ritual di atas menjadi makanan (nourishment) terbaik spiritulitas manusia. Bahkan semua aktifitas Ramadan sesungguhnya, termasuk sahur, buka puasa, dan seterusnya semuanya memiliki nilai keberkahan yang menguatkan spiritualitas manusia.

Bulan Ramadan juga melatih manusia untuk mempertaham ketajaman intelektualnya. Salah satunya dengan tilawah dan mentadabburi ayat-ayat Al quran. Tidak ada satu bacaan apapun yang lebih efektif dalam menumbuhkan ketajaman akal pikiran manusia lebih dari mentadabburi ayat-ayat Al quran.

Karenanya ayat pertama turun adalah perintah Iqra. Yang salah satu arti terpentingnya adalah urgensi memaksimalkan akal pikiran manusia. Membaca tidak saja huruf-huruf Al quran. Tapi membaca makna-makna yang terkandung di dalamnya. Bahkan membaca dan memahami makna-makna yang ada di luar Al quran (alam semesta).

Ramadan juga menjadi salah satu cara yang efektif untuk menjaga dan menyehatkan tubuh manusia. Hadits Rasulullah SAW menjelaskan: “berpuasalah, niscaya kalian akan sehat”.

Menjadi kesepakatan para ahli kesehatan bahwa dengan berpuasa tubuh manusia akan mengalami rejenuvasi sel-sel baru. Sementara sel-sel yang rusak atau mati akan terbuang untuk memberikan ruang kepada sel-sel baru untuk tumbuh dan berkembang. Para ahli telah banyak menguraikan manfaat puasa bagi jasad manusia.

Kesimpulannya adalah puasa Ramadan itu menjaga keseimbangan tiga komponen hidup manusia. Dengan terjaganya ketiga komponen hidup itu manusia terjaga sebagai manusia. Jika tidak, manusia boleh jadi masih berbentuk manusia. Namun realitanya tidak lagi manusia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement