Senin 27 Mar 2023 23:55 WIB

3 Karya Qasidah Fenomenal yang Ungkapkan Rasa Cinta dan Rindu kepada Nabi Muhammad SAW

Rasulullah SAW adalah sosok yang sangat dicintai segenap umatnya

Rep: Andrian Saputra / Red: Nashih Nashrullah
Ilustrasi Rasulullah. Rasulullah SAW adalah sosok yang sangat dicintai segenap umatnya
Foto: Republika/Mardiah
Ilustrasi Rasulullah. Rasulullah SAW adalah sosok yang sangat dicintai segenap umatnya

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA- Burdah adalah adalah sebuah qasidah yang berisi bait-bait syair  pujian kepada Rasulullah SAW. Tiap baitnya penuh makna yang mendalam. Susunan dan pilihan kata yang digunakan pun begitu indah.

Ada tiga burdah yang begitu terkenal karena syair-syairnya yang indah dalam memuji Rasulullah SAW. Apa saja?

Baca Juga

Pertama, burdah Ka'ab Bin Zuhair Ini adalah burdah paling pertama. Penggubahnya adalah Ka'ab bin Zubair seorang penyair besar di Arab yang hidup pada zaman Nabi Muhammad SAW. Pada awalnya Ka'ab bin Zubair begitu membenci Rasulullah SAW.

Dia kemudian membuat syair-syair yang berisi kebencian, cacian dan hinaan kepada Rasulullah SAW. Syair-syair kebencian yang dibuat Ka'ab bin Zubair terdengar oleh Rasulullah SAW. Yang selanjutnya Rasulullah SAW memperkenankan para sahabat untuk memburu Ka'ab bin Zubair untuk diberikan hukuman mati. 

Bujair bin Abi Salma yang sudah memeluk Islam, menulis  sepucuk surat untuk Ka'ab bin Zubair. Dia menyarankan pada Ka'ab agar menghadap Rasulullah SAW dan meminta maaf. Bujair meyakinkan Ka'ab bahwa Rasulullah SAW memiliki sifat pemaaf yang besar.

Akhirnya Ka'ab pun datang menghadap Rasulullah dengan penuh harapan agar Rasulullah mau memaafkannya. Dalam pertemuan itu, Ka'ab menyesali perbuatannya yang telah mencaci dan menghina Rasulullah SAW melalui syari-syairnya.

Ka'ab pun bertaubat dan memeluk Islam dan menjadi pembela Rasulullah. Dan Rasulullah pun memaafkan Ka'ab. Kebahagian pun menyelimuti Ka'ab, ia kemudian melantunkan beberapa bait syair yang berisi pujian-pujian kepada Rasulullah SAW. Rasulullah SAW sangat senang dengan bait-bait syair pujian Ka'ab bin Zuhair. Hingga Rasulullah SAW pun memberikan jubah Burdah kepada Ka'ab bin Zuhair.

Syair-syair Ka'ab bin Zuhair untuk Rasulullah inilah yang kemudian dikenal dengan burdah Ka'ab Bin Zuhair atau populer juga disebut dengan Banat Suad Lil Kaab bin Zuhair.  

Baca juga: Perang Mahadahsyat akan Terjadi Jelang Turunnya Nabi Isa Pertanda Kiamat Besar?

 

 

Kedua, Burdah Imam Bushiri

Burdah Imam Bushiri  begitu populer dibaca berbagai negara seperti di Yaman, Mesir, Maroko, Syiria, Indonesia dan lainnya. Di Indonesia membaca burdah tak kalah populernya dengan Diba dan Barzanji. Banyak majelis ilmu, pondok pesantren dan masjid-masjid ada yang rutin mengistiqomahkan membaca Burdah pada waktu tertentu.

Sejatinya kitab burdah asalnya bernama Al-Kawakib Ad Duriyah fi Madhi Khairil Bariyah. Kitab ini menjadi mahakarya seorang ulama besar asal Mesir yakni syekh Syarafuddin Abu Abdillah Muhammad bin Zaid Al-Bushiri atau lebih dikenal Imam Bushiri. Dia dilahirkan di Mesir pada Syawal 608 H atau 1212 M dan wafat pada 695 H atau 1296 M di Iskandaria atau kota Aleksandria, Mesir.

 

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement