REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Di antara gerakan sholat menurut sejumlah riwayat adalah bersedekap, kendati demikian memang gerakan ini juga menjadi perbedaan di kalangan ulama .
Mengutip buku Rahasianya Sholat Orang-Orang Makrifat tulisan Imam Ghazali disebutkan Rasulullah SAW bersabda:
إنا معاشر الأنبياء أُمرنا بثلاث : بتعجيل الفطر ، وتأخير السحور ، ووضع اليد اليمنى على اليسرى في الصلاة
"Kami, para nabi diperintahkan untuk segera berbuka dan mengakhirkan sahur serta meletakkan tangan kanan pada tangan kiri (bersedekap) ketika melakukan sholat." (HR Ibnu Hibban dan Adh-Dhiya')
Adapun posisinya, ini yang menjadi perselisihan di kalangan ulama, disebabkan banyaknya hadits yang tidak menjelaskan secara detail mengenai posisi tangan Rasulullah SAW. Bahkan di dalam kitab-kitab hadits Bukhari dan Muslim, hanya ada satu hadits yang menjelaskan secara meyakinkan perihal posisi tangan Rasulullah SAW, yaitu hadis yang diriwayatkan Imam Ibnu Khuzaimah.
Namun hadits tersebut ternyata tidak banyak dikuti imam-imam besar seperti Syafii, Maliki, Hanafi dan Hanbali. Maka berkembanglah tata cara meletakkan kedua tangan dalam beberapa cara. Di antaranya ialah meletakkan kedua tangan di bawah pusar. Cara ini berdasarkan hadits dari Ali bin Abi Thalib ra, dia berkata, “Di antara sunnah dalam sholat adalah meletakkan telapak tangan di bawah pusar.” (HR Abu Dawud, Ad-Daruquthi dan Al-Baihaqi).
Ada yang meletakkan kedua tangan di atas dada. Berdasarkan hadits dari Wail bin Hajar, dia berkata, “Aku melihat Rasulullah SAW sholat. Beliau meletakkan tangan kanannya di atas tangan kirinya dan diletakkan di dadanya.” (HR Ibnu Khuzaimah).
Imam Asy-Syaukani mengatakan bahwa ini adalah hadits paling kuat yang menerangkan tentang posisi tangan saat sholat.
Ada pula yang meletakkan kedua tangan di antara pusar dan dada. Ini juga berdasarkan riwayat dari Ibnu Jabir Adh Dhabbi dari Bapaknya, ia berkata, bahwa Ali RA (ketika bersedekap) memegang tangan kirinya dengan tangan kanannya pada daerah antara lengan tangan dengan sikunya di atas pusarnya. (HR Abu Dawud).
Baca juga: Arab Saudi-Iran Sepakat Damai Diprakarsai China, Ini Reaksi Amerika Hingga Negara Arab
Para ulama yang mendukung cara ini berpendapat bahwa meletakkan kedua tangan di antara dada dan pusar mempunyai hikmah yang sangat besar.
Abdul Rauf al-Manawi mengatakan, "Hikmah meletakkan kedua tangan di bawah dada di atas pusar, karena tempat tersebut adalah hati, anggota badan yang paling mulia dan di dalam hatilah tempatnya niat.
Niat sangat berhubungan dengan kekhusyukan shalat. Maka, kita bisa sholat dengan khusyuk jika meletakkan tangan di antara pusar dan dada.
Diriwayatkan dari Imam Ahmad, beliau pernah ditanya mengenai maksud dari meletakan tangan kanan di atas tangan kiri, lalu Beliau menjawab "Itu merupakan bentuk ketundukan di hadapan Allah yang Mahaperkasa."
Ini merupakan bentuk ketundukan manusia kepada Allah, agar kita ingat bahwa hidup ini semata-mata karena Allah SWT.