REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Imam Ahmad nama lengkapnya Ahmad bin Hambal Syaibani Al-Marwazi dan biasa dipanggil Abu Abdullah. Imam Ahmad bergelar Imam Ahli Sunnah dilahirkan di Baghdad pada 164 Hijriyah.
Dikisahkan, suatu hari ada seorang laki-laki datang menemui Imam Ahmad. Laki-laki tersebut kepada Imam Ahmad berkata, "Sesungguhnya ibuku lumpuh sudah dua puluh tahun lamanya. Kemudian ibu menyuruhku untuk menghadap kepada Imam Ahmad untuk meminta doa untuknya."
Imam Ahmad berkata, "Kita lebih lumpuh, suruh ibumu mendoakan kita daripada kita mendoakannya."
Namun, laki-laki yang diutus ibunya tersebut terus memaksa Imam Ahmad untuk mendoakan ibunya yang lumpuh agar sembuh. Karena terus didesak akhirnya Imam Ahmad berdoa untuk ibu laki-laki tersebut.
Ketika laki-laki tersebut pulang ke rumah dan mengetuk pintu rumah. Ternyata ibunya yang lumpuh yang membukakan pintunya. Ibunya kini telah bisa berjalan dan sembuh dari lumpuhnya.
Ibu laki-laki tersebut berkata, "Allah telah memberikan kesembuhan untukku."
Kisah Imam Ahmad dikisahkan dalam buku Tokoh-Tokoh Besar Islam Sepanjang Sejarah yang ditulis Syaikh Muhammad Sa'id Mursi dan diterjemahkan Khoirul Amru Harahap dan Achmad Faozan Lc serta diterbitkan ulang Pustaka Al-Kautsar, 2007.
Imam Ahmad dijelaskan bahwa posturnya tegap tinggi, kulitnya berwarna sawo matang, dan perangainya santun. Imam Ahmad mencari ilmu di Makkah, Madinah, Syam, Yaman, Kufah, Bashrah dan di tempat lain.
Imam Ahmad tidak berkeluarga kecuali setelah usianya 40 tahun. Sehingga urusan mencari nafkah dan nikah tidak mengganggu waktunya mencari ilmu. Imam Ahmad berguru kepada Sufyan bin Uyainah, Ibrahim bin Saad, Yahya Al-Qathan dan lain-lain.