REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Islam melarang bagi setiap Muslim mengharapkan kematian karena kesengsaraan yang menimpanya. Seperti karena kemiskinan, karena penyakit, hilangnya harta, tertimpa bencana dan kesengsaraan lainnya.
Lalu mengapa dalam Alquran dijelaskan tentang Nabi Yusuf dan sayyidah Maryam yang justru mengharapkan kematian?
Tentang hal ini, al Imam Muhammad bin Ahmad bin Abi Bakar bin Farh Al Anshari Al Khazraji, Al Andalusi, Al Qurthubi atau dikenal dengan sebutan Imam Qurthubi menjelaskannya dalam kitab at-Tadzkirah pada Babu Jawaazi Tamanni al-Mauti wa Addu'ai bihi Khoufa Dzahabi al-Din (Bab bolehnya mengharap kematian karena takut kehilangan agama atau jatuh pada kemurtadan).
Dalam Alquran Allah SWT mengisahkan tentang Nabi Yusuf dan Maryam. Allah SWT berfirman:
رَبِّ قَدْ آتَيْتَنِي مِنَ الْمُلْكِ وَعَلَّمْتَنِي مِنْ تَأْوِيلِ الْأَحَادِيثِ ۚ فَاطِرَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ أَنْتَ وَلِيِّي فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ ۖ تَوَفَّنِي مُسْلِمًا وَأَلْحِقْنِي بِالصَّالِحِينَ
“Ya Tuhanku, sesungguhnya Engkau telah menganugerahkan kepadaku sebahagian kerajaan dan telah mengajarkan kepadaku sebahagian ta'bir mimpi. (Ya Tuhan) Pencipta langit dan bumi. Engkaulah Pelindungku di dunia dan di akhirat, wafatkanlah aku dalam keadaan Islam dan gabungkanlah aku dengan orang-orang yang saleh.” (QS Surat Yusuf ayat 101). Dan dalam surat Maryam Allah SWT berfirman:
فَأَجَاءَهَا الْمَخَاضُ إِلَىٰ جِذْعِ النَّخْلَةِ قَالَتْ يَا لَيْتَنِي مِتُّ قَبْلَ هَٰذَا وَكُنْتُ نَسْيًا مَنْسِيًّا
“Maka rasa sakit akan melahirkan anak memaksa ia (bersandar) pada pangkal pohon kurma, dia berkata, "Aduhai, alangkah baiknya aku mati sebelum ini, dan aku menjadi barang yang tidak berarti, lagi dilupakan." (QS Maryam ayat 23).
Imam Malik meriwayatkan dari Abi Zinad dari al-A'raj dari Abu Hurairah RA sebagai berikut:
أن رسول الله، قال: لا تقوم الساعة حتى يمر الرجل بقبر الرجل فيقول : يا ليتني مكانه
Rasulullah saw bersabda: "Tidak akan datang hari kiamat sehingga orang yang lewat di kuburan berkata, "Alangkah baiknya jika aku menempati tempat ini (kuburan). (HR Malik)
Dalam kitab at-Tadzkirah, Imam Qurthubi menjelaskan bahwa tidak ada pertentangan antara ayat-ayat tersebut dengan keterangan sebelumnya dalam kitab at-Tadzkirah.
Mengenai doa Nabi Yusuf tersebut, Imam Qurthubi menukil keterangan Abu Qatadah yang menjelaskan tentang ayat tersebut.
Abu Qatadah mengatakan bahwa tidak seorangpun yang mengangan-angankan kematian baik orang biasa maupun nabi, kecuali Yusuf alaihisalam, karena keinginannya berjumpa dengan Tuhannya sangat besar setelah dia mendapat nikmat serta karunia yang berlimpah dari Allah SWT.
Baca juga: Muhammadiyah Resmi Beli Gereja di Spanyol yang Juga Bekas Masjid Era Abbasiyah
Hal itu tergambar dalam kalimat "rabbi qad Aataitaniy minal mulki wa 'alamtaniy min tawiylil ahadiytsi ( Ya Tuhanku, sesungguhnya Engkau telah menganugerahkan kepadaku sebahagian kerajaan dan telah mengajarkan kepadaku sebahagian ta'bir mimpi). Ayat tersebut menceritakan bahwa nabi Yusuf ingin sekali berjumpa dengan Allah SWT.
إن يوسف عليه السلام لم يتمن الموت وإنما تمنى الوفاة على الإسلام، أي إذا جاء أجلي توفني مسلما
Bahwa Nabi Yusuf alaihisalam, dia tidak mengangankan kematian tetapi yang menjadi angan-angannya adalah dimatikan dalam keadaan memeluk agama Islam. Maksudnya dia ingin jika datang ajalnya, dia ingin mati dalam keadaan Muslim.