Senin 27 Feb 2023 17:01 WIB

KH Ali Yafie di Mata Muridnya

KH Ali Yafie disebut sebagai sosok pengayom.

Rep: Andrian Saputra/ Red: Muhammad Hafil
KH Ali Yafie
Foto: ansel-boto.blogspot.com
KH Ali Yafie

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Wafatnya Prof. KH Muhammad Ali Yafie meninggalkan duka mendalam bagi seluruh umat Muslim di Tanah Air. Terlebih bagi para muridnya yang menyimpan segudang memori dan kenangan bersama Kiai Ali Yafie.  Salah satu murid kiai Ali Yafie yakni ustaz Syahrullah Iskandar yang juga alumni Pondok Pesantren Darud Da'wah wal Irsyad Mangkoso menceritakan bagaimana sosok KH. Ali Yafie memberikan keteladanan pada murid-muridnya.

Menurut ustaz Syahrullah, kiai Ali Yafie adalah sosok ulama yang mengayomi generasi muda. Kiai Ali Yafie tidak memilah-milah siapa saja orang yang datang sowan padanya terlebih untuk berbincang tentang persoalan-persoalan agama dan mendengar pencerahan-pencerahannya.

Baca Juga

Kiai Ali Yafie yang lahir di Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah, pada tanggal 1 September 1926 dan tutup usia pada tanggal 25 Februari 2023 di usianya yang ke-96 tahun sangat piawai dalam memberikan penjelasan kepada murid-muridnya atau orang-orang yang meminta pandangannya terhadap suatu persoalan. Lebih dari itu, kata ustaz Syahrullah, ketawadhu'an kiai Ali Yafie menjadi teladan bagi para murid-muridnya.

"Beliau berbicara yang lugas dan singkat tanpa berpanjang lebar tetapi mampu memuaskan dahaga intelektual kita. Beliau piawai menyesuaikan jawaban sesuai kadar intelektual penanya, sehingga mudah dipahami dan berkesan. Beliau ulama yang rendah hati dan mampu bergaul dan diterima di setiap kalangan. Kesantunan dan kealiman terpadu dengan baik dalam dirinya," kata ustaz Syahrullah yang juga pengasuh Pondok Pesantren Bayt Alquran kepada Republika.co.id pada Senin(27/2/2023).

Selain itu ustaz Syahrullah mengatakan kiai Ali Yafie begitu gemar membaca. Rais ‘Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama pada 1991-1992 itu menjadikan membaca sebagai hobinya. Bahkan meski sedang sakit, rutinitas membaca baik kitab-kitab turats maupun kitab-kitab kontemporer tak ditinggalkan kiai Ali Yafie. Ustaz Syahrullah mengatakan ketika dirinya sowan kepada kiai Ali Yafie selalu ada kitab di sampingnya. Hal tersebut menjadi teladan bagi generasi muda untuk meningkatkan literasi.

"Ulama Bugis yang faqih ini selalu mengingatkan bahwa kita itu harus tahu diri, tahu bawa diri, dan tahu menempatkan diri,. Saya kira ini salah satu filosofi yang tercermin dalam sosok beliau yang menjadi kesuksesannya. Ia sosok ulama yang alim, punya pengalaman birokrasi yang kuat, organisatoris, bahkan kenal baik hiruk-pikuk dunia politik di masanya," katanya.

Sebelum  merantau ke Jakarta, kiai Ali Yafie pernah menjadi Sekretaris Jenderal di Pengurus Besar Darud Da'wah wal Irsyad (PB-DDI) tahun 1950-an dan pernah menduduki posisi sebagai Ketua Umum pada tahun 1960-an. Di PBNU juga pernah diamanahi posisi sebagai Rais 'Am dan pernah memimpin Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat di 1980-an.

Menurut ustaz Syahrullah, kiai Ali Yafie mampu memposisikan diri sehingga integritas keulamaannya tidak tergoyahkan oleh kepentingan politik. Pada masa reformasi, menurut ustaz Syahrullah, Kiai Ali Yafie mampu secara lugas menyampaikan masukan kepada penguasa saat itu. Ini juga detik-detik bersejarah bagi perjalanan reformasi saat itu.

"Salah satu filosofi yg saya ingat betul dari beliau bahwa kita itu ada dua telinga dan hanya punya satu mulut. Sangat wajar kalau kita lebih banyak mendengar ketimbang berbicara. Ini tercermin dari pribadi beliau yang selalu menggunakan redaksi yang efektif dalam menyampaikan pesannya," katanya.

Kiai Ali juga menjalin hubungan dekat dengan para tokoh ulama. Salah satu ulama yang memiliki hubungan dekat dengannya adalah  Kiai Abdurrahman Ambo Dalle selaku tokoh pendiri DDI.

Ustaz Syahrullah mengatakan kiai Ali Yafie punya kedekatan khusus dengan Kiai Abdurrahman Ambo Dalle. Di awal berdirinya DDI, Kiai Ali Yafie juga turut mencurahkan gagasan, keilmuan, dan kecakapan berorganisasinya bersama sejumlah ulama lainnya untuk membangun dan mengembangkan DDI. Kiai Ali Yafie pernah menjadi Sekjen beberapa periode bahkan didapuk menjadi Ketua Umum PB-DDI di tahun 1960-an.

"Kiai Ali Yafie adalah salah seorang kader DDI yang berkiprah di level nasional.  Beliau senantiasa menjadi inspirasi kita semua untuk menyandingkan adab dan ilmu, serta geliatnya berkiprah di masyarakat yang lebih luas," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement