REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Abu Fida Abdur Rafi dalam bukunya yang berjudul Terapi Penyakit Korupsi dengan Tazkiyatun Nafs (Penyucian jiwa) menjelaskan sejumlah manfaat muhasabah. Di antaranya yaitu:
Pertama, mengetahui aib diri
Barang siapa yang tidak mengetahui aib dirinya sendiri, maka tidak mungkin mampu membuangnya. Dengan senantiasa mengoreksi diri terhadap dosa yang telah dilakukannya maka akan timbul perasaan dosa pada dirinya, sehingga akan meninggalkannya.
Imam Ahmad meriwayatkan, Abu Darda berkata, "Seseorang itu tidak memahami agama ini dengan baik sampai membenci orang lain karena ALlah, kemudian ia kembali pada nafsunya dan ia lebih membencinya lagi."
Kedua, mengetahui hak Allah terhadapnya
Hak Allah SWT terhadap hamba adalah untuk ditaati dan dimaksiati, diingat dan tidak dilupakan, serta disyukuri nikmat-Nya dan tidak dikufuri.
"Muhasabah akan membuat seseorang mencela nafsunya sendiri serta membebaskannya dari ujub riya, merasa diri sebagai pintu yang terhormat dan orang kaya. Juga membuka pintu ketundukan, penghinaan diri, kepasrahan dihadapan-Nya, dan kelemahan dirinya," kata Abu Fida Abdur Rafi .
Sementara, Imam Ahmad bin Ahmad meriwayatkan, Umar bin Khattab berkata, "Hisablah dirimu sebelum dihisab! Timbanglah diri kalian sebelum kalian ditimbang! Sesungguhnya berintrospeksi bagia kalian pada hari ini jauh lebih ringan dari pada hisab di kemudian hari, begitu juga pada hari Aradh (Penampakan amal) yang agung."
Allah berfirman dalam surat Ali Imran ayat 30:
يَوْمَ تَجِدُ كُلُّ نَفْسٍ مَّا عَمِلَتْ مِنْ خَيْرٍ مُّحْضَرًا وَمَا عَمِلَتْ مِن سُوٓءٍ تَوَدُّ لَوْ أَنَّ بَيْنَهَا وَبَيْنَهُۥٓ أَمَدًۢا بَعِيدًا ۗ وَيُحَذِّرُكُمُ ٱللَّهُ نَفْسَهُۥ ۗ وَٱللَّهُ رَءُوفٌۢ بِٱلْعِبَادِ
Pada hari ketika tiap-tiap diri mendapati segala kebajikan dihadapkan (dimukanya), begitu (juga) kejahatan yang telah dikerjakannya; ia ingin kalau kiranya antara ia dengan hari itu ada masa yang jauh; dan Allah memperingatkan kamu terhadap siksa-Nya. Dan Allah sangat Penyayang kepada hamba-hamba-Nya.