Rabu 22 Feb 2023 17:08 WIB

Di Negeri Mayoritas Muslim, Warga Indonesia Timur Kesulitan Bangun Masjid

DMI berharap pemerintah beri kemudahan umat Islam bangun masjid di Indonesia timur.

Rep: Mabruroh/ Red: Erdy Nasrul
Ilustrasi masjid.
Foto: ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA
Ilustrasi masjid.

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA — Sekjen Dewan Masjid Indonesia (DMI) Imam Ad Daruquthni mengungkapkan, bahwa masih banyak umat muslim khususnya yang tinggal di Indonesia bagian timur, kesulitan untuk membangun masjid. Padahal Indonesia kerap disorot sebagai penduduk Muslim terbesar di Asia, tetapi ketika menjadi minoritas, mereka kesulitan untuk mendirikan rumah ibadah.

Sehingga menurutnya, kesulitan mendirikan rumah ibadah bukan saja dialami oleh agama lain, tetapi umat muslim pun mengalami nasib yang serupa, contohnya di Nusa Tenggara Timur, Bali, dan Papua. 

Baca Juga

Misalnya di Universitas Udayana Bali. Menurut Imam Ad Daruquthni, ada sekitar 5.000 lebih mahasiswa muslim, tetapi tidak memiliki masjid.

“Di Bali tidak mudah. Di Universitas Udayana ada sekitar 5000-an mahasiswa muslim, sampai sekarang tidak ada fasilitas masjid,” kata Imam kepada Republika, Rabu (22/2/2023).

Kemudian di Nusa Tenggara Timur (NTT), masyarakat Muslim di sana pun kesulitan untuk membangun masjid. Padahal masyarakat NTT, lebih moderat dibandingkan Papua.

“Di NTT sepertinya lebih moderat dari pada Papua, meski demikian (sulit membangun masjid). Bahkan juga ada kasus di satu daerah di ujung barat Indonesia, di mana masjid dari sekelompok jamaah tidak bisa, masih belum bisa dilanjutkan karena sekelompok lain merasa beda paham,” tuturnya.

DMI sangat berharap, agar nasib umat Muslim di Indonesia bagian timur ini turut juga diperhatikan, terutama dalam hal pendirian rumah ibadah. DMI berharap agar negara juga buka suara dan berdiri di atas Konstitusi yang menjamin akan kemerdekaan beragama.

“Intinya rejimentasi pemahaman keagamaan itu mestinya tidak boleh dibiarkan. Negara harus benar berdiri di atas Konstitusi Negara juga norma hukum lainnya tentang jaminan akan kemerdekaan beragama bagi setiap orang, termasuk kelompok,” tegas Imam.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement