REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Tidak ada manusia yang tidak pernah menghadapi masalah. Baik itu pria atau wanita, tua atau muda, pejabat atau rakyat, Muslim atau non Muslim, seperti masalah pekerjaan, rumah tangga, sosial kemasyarakatan, dan lain sebagainya.
"Kita memang tidak disuruh mencari-cari masalah. Namun jika ditakdirkan untuk menemui masalah, maka hadapilah dengan baik. Nah, salah satu modal agar sukses dalam menghadapi problem kehidupan adalah memadukan karakter positif kelembutan dengan ketegasan,” kata pengasuh pesantren Tunas Ilmu Purbalingga sekaligus dosen Sekolah Tinggi Dirasat Islamiyyah Imam Syafi'i Jember, Ustadz Abdullah Zaen Lc, MA kepada Republika.co.id, Senin (13/2/2023).
Utadz Abdullah menjelaskan, sebagian orang mengira bahwa dua sifat ini tidak bisa dipadukan. Mereka pikir, kelembutan itu selalu identik dengan kelembekan dan ketidakberdayaan.
“Sebaliknya, ketegasan itu identik dengan kekasaran dan emosi yang meledak-ledak. Padahal sejatinya tidak demikian," kata Ustadz Abdullah.
Ustadz Abdullah menjelaskan, salah satu sifat yang begitu dianjurkan dalam Islam adalah kelembutan. Hal ini karena kehadiran sifat lembut akan mendatangkan banyak kebaikan.
Sebaliknya, hilangnya sifat ini akan mengundang beragam keburukan. Bahkan Allah SWT sampai memuji Nabi-Nya shallallahu ‘alaihi wasallam karena kelembutan beliau,
فَبِمَا رَحْمَةٍ مِنَ اللَّهِ لِنْتَ لَهُمْ، وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوا مِنْ حَوْلِكَ
Artinya: “Wahai Muhammad, berkat rahmat Allah lah, engkau bersikap lemah lembut terhadap para pengikutmu. Sekiranya engkau bersikap kasar dan berhati keras; niscaya mereka akan menjauhi kamu.” (QS Ali Imran ayat 159). Kelembutan itu diwujudkan antara lain dengan sikap dan perilaku sebagai berikut:
- Memilih kata-kata halus yang tidak menyinggung perasaan lawan bicara
- Mengatur intonasi suara sehingga tetap pada level yang wajar
- Menjaga ekspresi wajah dan gestur tubuh agar tetap nyaman dilihat
- Menghargai orang lain dengan kesopansantunan
- Kesabaran saat menghadapi hal-hal yang memancing emosi
Adapun ketegasan, maka ini lebih identik dengan keteguhan dalam berpegang dengan prinsip-prinsip kebenaran. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam memberikan motivasi,
"عَلَيْكُمْ بِسُنَّتِي وَسُنَّةِ الْخُلَفَاءِ الْمَهْدِيِّينَ الرَّاشِدِينينَ، تَمَسَّكُوا بِهَا وَعَضُّوا عَلَيْهَا بِالنَّوَاجِذِ، وَإِيَّاكُمْ وَمُحْدَثَاتِ الْأُمُورِ"
“Kalian wajib mengikuti tuntunanku dan tuntunan para Khulafaur Rasyidin. Berpegang teguhlah dengannya, dan gigitlah dengan gigi geraham kalian. Jauhilah ritual-ritual baru keagamaan”. (HR Abu Dawud dan dinilai sahih oleh Ibn Hibban dan al-Hakim). Maka ketegasan itu diterapkan dalam berbagai bentuk, antara lain sebagai berikut:
- Istiqamah menjalankan ajaran agama
- Tidak membiarkan kesalahan, namun pelakunya ditegur dan dinasehati
- Disiplin menerapkan aturan yang telah disepakati
"Jadi, kelembutan dan ketegasan itu dua hal yang bisa dipadukan dan berjalan bersama," kata Ustadz Abdullah.