REPUBLIKA.CO.ID, MADINAH -- Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Imam Muslim, Nabi Muhammad SAW bersabda:
"إِنَّ أَبَرَّ الْبِرِّ صِلَةُ الْوَلَدِ أَهْلَ وُدِّ أَبِيهِ"
"Sesungguhnya termasuk katagori berbakti yang paling baik adalah seseorang menyambung tali silaturahim dengan keluarga teman bapaknya setelah dia meninggal dunia."
حديث أبي بُردة رضي الله عنه قال: قَدِمتُ المدينةَ فأتاني عبدُ الله بنُ عمر رضي الله عنهما فقال: أتدري لِمَ أتيتُكَ؟ قلتُ: لا. قال: سمعتُ رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول: "مَنْ أحَبَّ أنْ يَصِلَ أَبَاهُ فِي قَبْرِهِ؛ فَلْيَصِلْ إِخْوَانَ أَبِيهِ بَعْدَهُ
Diriwayatkan Ibnu Hibban dalam kitab Shahih-nya dari Abu Burdah: aku pergi ke kota Madinah di sana Aku dikunjungi oleh Abdullah bin Umar yang kemudian berkata, "Tahukah engkau kenapa aku mengunjungimu?" Aku jawab, "tidak tahu." Dia mengatakan, "aku mendengar Rasulullah bersabda.
"Barangsiapa yang ingin menyambung tali silaturahmi bapaknya di makamnya, hendaknya menyambung tali silaturahmi dengan saudara-saudara bapaknya setelah si bapak meninggal dunia."
Dalam buku Ibumu Surgamu karya Ustadz Thoriq Aziz Jayana yang diterbitkan oleh DivaPrezz dijelaskan, walaupun kedua orang tua kita sudah meninggal, tapi jangan sampai hal tersebut memutus silaturahmi dengan keluarga orang tua.
"Teruslah bersilaturahmi, karena selain ktia memang akan mendapatkan keutamaan dari silaturahmi, juga tentu karena orang tua kita pun tak ingin melihat kita sendirian tanpa adanya bantuan dari orang-orang terdekat," tulis Ustadz Thoriq.
Menurut Ustadz Thoriq, ketika kita menyambungkan silaturahmi, maka sebenarnya kita sedang menyambungkan silaturahmi dengan orang tua kita yang sudah meninggal. Dengan demikian, maka keduanya masih bisa mendapatkan keutamaan dari silaturahmi, yaknis akan diampuni dosa-dosanya.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
