REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Imam Malik adalah imam kedua dari imam empat dalam Islam. Dari segi umur, beliau lahir 13 tahun sesudah Abu Hanifah.
Nama lengkapnya adalah Abu Abdullah Malik Ibn Anas Ibn Malik Ibn Abi Amir Ibn Amir bin Haris bin Gaiman bin Kutail bin Amr bin Haris al-Asbahi al-Humairi. Beliau merupakan imam dar Al-Hijrah. Nenek moyang mereka berasal dari Bani Tamim bin Murrah dari suku Quraisy.
Setelah ditinggal orang yang menjamin kehidupannya, Imam Malik harus mampu membiayai barang dagangannya seharga 400 dinar yang merupakan warisan dari ayahnya. Tetapi, karena perhatian beliau hanya tercurah kepada masalah-masalah keilmuan, beliau tidak memikirkan usaha dagangnya.
Akhirnya beliau mengalami kebangkrutan dan kehidupan bersama keluarganya pun semakin menderita. Selama menuntut ilmu, Imam Malik dikenal sangat sabar, tidak jarang beliau menemui kesulitan dan penderitaan.
Di dalam buku Biografi Imam Malik karya Wildan Jauhari, setelah Imam Malik tidak dapat lagi mencukupi kebutuhan hidup keluarganya kecuali dengan mengorbankan tekad menuntut ilmu, mulailah Imam Malik menyatakan seruannya kepada penguasa. Dia menyerukan agar para ahli dijamin sehingga dapat mencurahkan waktu dan tenaga untuk menekuni ilmu, yaitu dengan memberi gaji atau penghasilan lain untuk menjamin kehidupan mereka.