REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA–Kemunculan Dajjal, seperti yang dijelaskan Rasulullah SAW merupakan ujian besar bagi manusia di hari akhir.
Kemunculannya juga tergolong sebagai tanda kiamat besar atau kubra setelah fase tanda kiamat sughra (kecil) dan wustha (pertengahan).
Nabi Muhamad SAW mengabarkan, kehadiran Dajjal adalah fitnah terbesar bagi manusia:
مَا بَيْنَ خَلْقِ آدَمَ إِلَى قِيَامِ السَّاعَةِ خَلْقٌ أَكْبَرُ مِنَ الدَّجَّالِ Artinya: “Sejak penciptaan Adam sampai hari Kiamat tidak ada satu makhluk yang lebih besar fitnahnya (menjadi ujian bagi manusia pen.) daripada Dajjal.” (HR Muslim).
Syekh Mahir Ahmad Ash Shufi dalam bukunya 'Tanda-tanda Kiamat Kecil dan Besar' membeberkan sejumlah fakta terkait Dajjal. Di antaranya adalah sebagai berikut:
Pertama, matanya buta sebelah dan tulisan kafir
Syekh Mahir menyebutkan ciri-ciri dari Dajjal, seperti sebelah matanya buta dan tulisan kafir di antara kedua matanya.
Setiap kali Rasulullah SAW menyebutkan Dajjal pasti beliau selalu menyebutkan bahwa matanya buta sebelah, Beliau banyak menunjukkan ciri ini karena sekalipun Dajjal berusaha menyembunyikan aib-aibnya, dia tidak akan bisa menyembunyikan aib kebutaan sebelah matanya ini.
Sedangkan tanda kafir di antara dua matanya ini hanya dapat dilihat orang yang beriman. Bukan diperuntukkan bagi orang-orang kafir dan fasik atau bagi siapa saja yang Allah SWT tutup penglihatannya dan dibutakan hatinya serta bagi orang-orang yang mengerumuninya karena tamak di dunia.
Kedua, waktu keluar
Syekh Mahir menyebut, seluruh hadits dan riwayat yang sahih menunjukkan bahwa waktu kemunculan Dajjal adalah setelah penaklukan Konstantinopel (yang kedua, bukan saat pembebasan Muhammad Al Fatih) Yaitu di antara kemunculan Al Mahdi dan Isa bin Maryam.
Baca juga: Eks Marinir yang Berniat Mengebom Masjid Tak Kuasa Bendung Hidayah, Ia pun Bersyahadat
Ketiga, tempat keluar
Tempat yang tidak diperselisihkan dalam berbagai riwayat adalah ia keluar dari arah Timur. Ada dua riwayat yang berbeda, yaitu satu rnenyebutkan bahwa ia keluar dari Khurasan dan satu lagi mengatakan dia keluar dari kota Ashfahan, Iran.
Keempat, kondisi manusia sebelum Dajjal keluar
Sebelum kemunculannya, manusia dilingkupi berbagai kesulitan hidup dan kelaparan yang begitu keras yang tidak mampu mereka tanggung. Hal ini dijelaskan dalam sebuah hadist yang artinya:
عن أبي أمامة أن النبي – صلى الله عليه وسلم – قال “إن قبل خروج الدجال ثلاث سنوات شداد، يصيب الناس فيها جوع شديد، يأمر الله السماء في السنة الأولى أن تحبس ثلث مطرها، ويأمر الأرض أن تحبس ثلث نباتها، ثم يأمر السماء في السنة الثانية فتحبس ثلثي مطرها، ويأمر الأرض فتحبس ثلثي نباتها، ثم يأمر السماء في السنة الثالثة فتحبس مطرها كله، فلا تقطر قطرة، ويأمر الأرض فتحبس نباتها كله، فلا تنبت خضراء، فلا يبقى ذات ظلف إلا هلكت؛ إلا ما شاء الله ، قيل: فما يعيش الناس في ذلك الزمان؟ قال: التهليل والتكبير، والتحميد، ويجزئ ذلك عليهم مجزأة الطعام
Abu Umamah RA berkata, “Saya mendengar Rasulullah SAW berbicara tentang Dajjal. Beliau bersabda, ‘Sebelum kemunculan Dajjal, akan terjadi tiga tahun masa sulit. Pada masa itu manusia akan ditimpa kelaparan yang amat parah. Pada tahun pertama, Allah memerintahkan langit agar menahan sepertiga hujan dari biasanya, dan menyuruh bumi agar menahan sepertiga dari tanaman-tanamannya.