REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Ulama dan cendekiawan asal Turki, Badiuzzaman Said Nursi menjelaskan tentang penyebutan Rasulullah SAW dan sahabat dalam kitab Injil. Said Nursi mengutip firman Allah SWT dalam surat al-Fath ayat 29:
فِى الْاِنْجِيْلِۚ كَزَرْعٍ اَخْرَجَ شَطْـَٔهٗ فَاٰزَرَهٗ فَاسْتَغْلَظَ فَاسْتَوٰى عَلٰى سُوْقِهٖ يُعْجِبُ الزُّرَّاعَ لِيَغِيْظَ بِهِمُ الْكُفَّارَ ۗ
"Dan, sifat-sifat mereka yang terdapat dalam Injil. Yaitu seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya. Maka, tunas itu menjadikan tanaman tersebut kuat lalu besarlah dia dan tegak lurus di atas pokoknya. Tanaman itu menyenangkan hati para penanamnya karena Allah hendak membuat jengkel hati orang-orang yang kafir.”
Menurut Said Nursi, bagian ini juga menerangkan beberapa informasi gaib dalam dua aspek. Pertama, berbagai informasi tentang sifat-sifat sahabat yang terdapat dalam kitab Injil, tergolong masalah gaib (tersembunyi) bagi Rasul SAW.
"Ya, ada beberapa ayat dalam kitab Injil yang menggambarkan kondisi Rasul yang akan datang di akhir zaman," kata Nursi di dalam bukunya yang berjudul Al-Lama'at terbitan Risalah Nur Press, halaman 59-60.
Misalnya, “Bersama beliau ada sepotong besi. Demikian pula dengan umatnya.” Artinya, kata Nursi, beliau berpedang dan menyuruh berjihad. Demikian pula dengan kondisi para sahabat beliau. Mereka adalah orang-orang yang berpedang dan diperintah untuk berjihad. Tidak seperti Isa As yang tidak berpedang.
Selain itu, lanjut Nursi, sosok Nabi SAW yang digambarkan mempunyai sebatang besi, menunjukkan bahwa beliau nantinya akan menjadi pemimpin dunia. Sebab, ada sebuah ayat dalam kitab Injil yang berbunyi, “Aku akan pergi agar datang seorang pemimpin dunia.”
Nursi mengatakan, dari dua ungkapan kitab Injil di atas tersebut dapat dipahami bahwa meskipun pada mulanya para sahabat sangat lemah dan sedikit, namun mereka akan tumbuh seperti benih.
Mereka akan tumbuh tinggi dan kuat. Ketika kaum kafir pun benci pada mereka, para sahabat itu akan menundukkan dunia dengan pedang-pedang mereka.
"Dengan itu, mereka memantapkan kedudukan pimpinan mereka, Rasul SAW, sebagai pemimpin dunia. Makna yang dikandung ayat Injil di atas sejalan dengan makna ayat terakhir dari Surat Al Fath," jelas Nursi.