Selasa 20 Sep 2022 20:44 WIB

Tiga Kelompok Politik di Masa Kekhalifahan Ali bin Abu Thalib

Di masa Ali bin Abi Thalib ada tiga kelompok politik.

Rep: Ali Yusuf/ Red: Muhammad Hafil
 Tiga Kelompok Politik di Masa Kekhalifahan Ali bin Abu Thalib. Foto: Sahabat Nabi (Ilustrasi)
Foto: Dok Republika.co.id
Tiga Kelompok Politik di Masa Kekhalifahan Ali bin Abu Thalib. Foto: Sahabat Nabi (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Banyak persoalan yang dihadapi umat Islam pasca wafatnya Rasulullah SAW. Misalnya pada akhir kekhalifah Ali bin Abdul Muthalib, umat Islam terpecah menjadi tiga kekuatan politik yang membuat keutuhan umat Islam pada saat itu rapuh dan mudah diserang di sana sini.

Abdullah Syukur Al-Azizi dalam bukunya "Kitab Sejarah Peradaban Islam Terlengkap" menuliskan tiga kelompok itu di antaranya Khawarij, Murjiah, dan Syiah.

Baca Juga

Pertama, Kelompok Khawarij

Khawarij lahir sebagai aksi penentangan terhadap kebijaksanaan khalifah Ali dan Muawiyah menunjukkan perwakilan dalam kompromi untuk mengakhiri perang Shiffin, yang dikenal dengan Tafkhim. Pada awalnya kaum k

Khawarij awalnya dikenal sebagai pengikut Ali. Namun, karena peristiwa tersebut mereka meninggalkan Ali karena dianggap telah mengangkat Hakim atau Wali selain Allah.  Bahkan, lebih jauh mereka mengkafirkan Ali dan seluruh yang tunduk pada Tafkhim tersebut.

Dalam perkembangan selanjutnya, golongan Khawarij dikenal sangat ekstrem dan radikal terhadap pendapat yang berbeda dengan mereka. Bahkan, mereka melakukan pemberontakan terhadap pemerintahan yang menurut mereka zalim. 

"Sehingga, dalam rentang waktu yang cukup lama kaum ini banyak membuat keonaran," katanya.

Kedua, Kelompok Murjia'ah

Sebagaimana halnya kaum khawarij, kelompok Murji'ah juga lahir akibat ketidakpuasan dan pergolakan politik pada masa khalifah Ali. Murji'ah lahir sebagai reaksi atas konflik kepentingan politik antara khawarij dan Syiah. 

Khawarij melakukan pemberontakan kepada kekhalifahan Ali karena menganggap mereka melanggar Hukum Allah sama persis dengan kelompok Syiah yang juga memerangi Muawiyah karena dianggap telah merampas kekuasaan dengan tidak sah. 

Di tengah pergolakan kondisi politik pada masa itu, Murjiah menjadi golongan yang tidak ingin melibatkan diri dalam pergolakan politik dan tidak mau apriori menyalahkan atau mendukung salah satu dari dua kubu yang saling bertentangan. Murji'ah, sendiri mempunyai konsep yang sesuai dengan arti dari kelompok,yaitu menangguhkan. 

Jadi, persoalan kubu Ali dengan Muawiyah harus ditangguhkan hingga akhirat. Mereka tidak menghukumi dua kubu yang berseteru dan mereka tidak menghukumi dengan kaum dunia, sehingga masuk surga atau neraka tidak bisa ditentukan, karena di akhirat hukuman yang sah.

Ketiga, Kelompok Syiah 

Syiah percaya bahwa keluarga Nabi Muhammad yaitu para Imam Syiah merupakan sumber pengetahuan terbaik tentang Alquran dan Islam. Mereka adalah guru terbaik tentang Islam setelah Nabi Muhammad, serta membawa penjagaan penjaga terpercaya dari tradisi sunat. 

Secara khusus golongan Syiah berpendapat bahwa Ali bin Abi Thalib merupakan penerus kekhalifahan setelah Nabi Muhammad SAW yang berbeda dengan khalifah lainnya yang diakui oleh golongan sunni.

Keyakinan Syiah, Ali berkedudukan sebagai khalifah dan Imam melalui wasiat nabi ketiga kelompok tersebut yang pada masa Berikut yang merupakan golongan yang sangat kuat dan yang mewarnai perkembangan pemikiran dalam Islam.

 

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement