Rabu 31 Aug 2022 02:12 WIB

Siwak, tak Sekadar Membersihkan Gigi

Sejauh ini, banyak riset yang telah membuktikan khasiat siwak.

Seorang pedagang siwak di depan Masjid Quba, Madinah, Arab Saudi, Sabtu (23/9).
Foto: Republika/Ani Nursalikah
Seorang pedagang siwak di depan Masjid Quba, Madinah, Arab Saudi, Sabtu (23/9).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tak sekadar membersihkan gigi, bersiwak juga memiliki makna yang dalam karena merupakan salah satu sunah Nabi Muhammad SAW.

Sejarah mencatat, siwak telah dikenal dan digunakan sejak berabad-abad lamanya, terutama oleh bangsa Arab kuno. Tak hanya bangsa Arab kuno, bersiwak juga dipraktikkan oleh masyarakat pada zaman Kerajaan Babilonia, Yunani, dan Romawi.

Baca Juga

Di berbagai negara yang menggunakannya, siwak memiliki sebutan yang berbeda-beda. Sekadar contoh, masyakat Tanzania menamakannya miswak. Sedangkan, warga Pakistan dan Indian menyebutnya datan. 

Jangan dikira siwak selalu terbuat dari kayu atau tanaman yang sama. Di Timur Tengah, bahan utama yang sering digunakan adalah pohon arak (Salvadora persica) yang dipotong dengan diameter 0,1 cm sampai lima cm.  Di Afrika Barat, siwak berasal dari pohon limun (Citrus aurantifolia) dan pohon jeruk (Citrus sinesis).

Lain lagi dengan warga kulit hitam di Amerika, biasanya mereka bersiwak dengan akar tanaman Senna (Cassiva vinea). Sementara, masyarakat India menggunakan kayu pohon neem (Azadirachta indica) untuk membuat siwak.

Melihat sikat gigi yang sangat sederhana ini, tak sedikit orang yang merasa jijik dan menganggap bersiwak tidak higienis. Anggapan itu jelas salah, sebab siwak terbukti mampu membersihkan gigi dan kaya khasiat.

 

 

sumber : Islam Digest
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement