Jumat 29 Jul 2022 07:04 WIB

Nasihat Wanita yang Menyadarkan Ulama Besar sebab Istrinya Meninggal Dunia

Al-Qasim tersadar berkat nasihat wanita yang bertamu kepadanya

Rep: Hasanul Rizqa/ Red: Nashih Nashrullah
Ilustrai meninggal dunia. Al-Qasim tersadar berkat nasihat wanita yang bertamu kepadanya
Foto:

Dengan sabar, wanita ini meminta sang tuan rumah agar bersedia menerima kedatangannya. “Katakanlah kepada syekh, saya akan terus menunggu di depan rumah ini. Tidak akan saya pergi sebelum menerima fatwa darinya,” ujar tamu ini. 

Si keponakan lalu masuk ke dalam. Selang beberapa lama, orang-orang yang tadi berkerumun di depan rumah tersebut sudah tidak ada lagi. Mereka semua telah kembali ke rumah masing-masing. Maka, hanya dirinya seorang di sana, dengan sabar menanti jawaban. 

Setelah berjam-jam menunggu, pintu rumah itu pun terbuka. Si keponakan mempersilakan wanita itu untuk masuk. Di ruang tamu, tampak sejumlah saudara perempuan sang tuan rumah. Wajah mereka masih menyiratkan duka. Akhirnya, tibalah saat yang dinanti. Sang ulama keluar dari kamarnya untuk bertemu dengan si wanita. 

Setelah mengucapkan salam, tamu yang gigih itu berkata kepadanya, “Wahai syekh, aku datang kepadamu untuk meminta fatwa tentang sesuatu.” “Tentang apa itu?” tanya sang ulama.

“Jadi, aku telah meminjam sejumlah perhiasan dari tetanggaku. Benda itu pun kupakai hingga beberapa lama. Akan tetapi, tetanggaku kemudian mengirimkan orang-orang ke rumahku, memintaku agar mengembalikan perhiasan itu,” kata perempuan ini menuturkan persoalannya. “Yang ingin kutanyakan, apakah aku harus mengembalikannya?” 

Sekilas, wajah syekh ini tampak terkejut dengan pertanyaan itu. Sebab, jawabannya sangat amat jelas dan terang benderang. “Demi Allah, perhiasan itu tentu saja harus engkau kembalikan. Tetanggamu lebih berhak atas benda itu. Apalagi, sudah lama perhiasan tersebut engkau pinjam darinya,” kata alim tersebut menjelaskan.

Mendapatkan jawaban itu, si perempuan berkomentar, “Semoga Allah merahmatimu. Maka itu, mengapakah engkau terus bersedih atas apa yang telah Allah pinjamkan kepadamu?” Sang syekh sepintas terpana mendengarnya, tapi tetap diam mendengarkan. 

“Dahulu, Allah meminjamkan salah satu makhluk- Nya, yakni seorang yang salehah, untuk menjadi istrimu. Lantas, sekarang Dia mengambil milik-Nya kembali. Mengapa engkau bersedih hati? Dia lebih berhak atasnya.” 

 

Sadarlah alim tersebut akan kekeliruannya. Sejak saat itu, tidak lagi dirinya mengurung diri dari umat. Al-Qasim bin Muhammad pun usai mendengar cerita itu menjadi tersadar. Jangan sampai duka luput dari keinsafan bahwa segalanya adalah milik Allah, dan akan kembali kepada-Nya.      

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement