REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA- Ada banyak kisah tentang keajiban dan keutamaan membaca shalawat kepada Nabi Muhammad SAW.
Fuad Abdurrahman dalam karyanya Hikayat Kejaiban Istighfar dan Shalawat Nabi, mengatakan setidaknya ada 88 kisah yang disajikan dalam karyanya itu. Di antara kisah yang cukup menarik adalah tentang seorang hartawan yang selama mengamalkan shalawat.
Fuad Abdurrahman menceritakan bahwa pada pemerintahan Umar bin Khattab, ada seorang hartawan yang tabiatnya kurang baik. Kendati demikian, dia termasuk ahli shalawat. Dalam keadaan senggang ataupun sibuk, dia tak pernah lupa membaca shalawat kepada Nabi SAW.
Saat akan sakaratul maut, wajah sang hartawan itu pun berubah menjadi putih bersih dan semerbak wangi laksana harumnya minyak kesturi yang paling wangi.
Ketika orang-orang mengantarkan jenazahnya ke kubur usai dibaringkan di liang lahat, mereka pun mendengarkan seruan dari langit, “Sungguh, jenazah laki-laki ini tidaklah dimakamkan di kuburnya, melainkan hanya kain kafannya belaka. Shalawat yang dia baca untuk Nabi telah memindahkan jasadnya dari alam kubur dan menempatkannya di surga yang penuh kenikmatan.”
Tentu saja, seruan tersebut membuat semua orang yang berkerumun menjadi tertegun campur heran. Namun, sayangnya penulis buku ini tidak menyertakan sumber kisah tentang keajaiban shalawat yang dialami sang hartawan tersebut. Karena itu lah mungkin buku ini diberi judul “Hikayat”.
Terlepas dari itu, berbagai kisah yang diceritakan dalam buku ini akan membuat para pembaca semakin semangat dalam mengamalkan shalawat. Apalagi, orang yang sering membaca shalawat akan selalu mendapatkan ampunan dari Allah SWT.
Seperti dikisahkan Imam al-Ghazali dalam kitabnya yang berjudul Mukasyafat al-Qulub, ada malaikat yang miliki sayap yang jika dibentangkan akan memanjang antara langit dan bumi.
Maka, apabila ada seorang bershalawat, maka malaikat tersebut masuk ke lautan, kemudian keluar dari lautan. Setiap tetesan air dari sayapnya, Allah jadikan Malaikat yang selalu memintakan ampun kepada orang yang bershalawat tersebut.
Dalam kitab Ihya Ulumuddin, Imam al-Ghazali juga menceritakan hadits dari Abi Kahil bahwa Rasulullah SAW bersabda:
يا أبا كاهل من صلى علي كل يوم ثلاث مرات وكل ليلة ثلاث مرات حباً وشوقاً الي كان حقاً على الله أن يغفر له ذنوبه تلك الليلة وذلك اليوم
“Hai Abu Kahil, Siapa yang bershalawat karena cinta dan rindu kepadaku sebanyak tiga kali dalam sehari, maka sudah pasti Allah akan mengampuni dosa-dosanya pada siang dan malam itu.”