Senin 20 Jun 2022 09:00 WIB

Dua Macam Sholat Sunnah Menurut Imam Syafii

Imam Syafii menjelaskan dua macam sholat sunnah.

Rep: Imas Damayanti/ Red: Muhammad Hafil
Dua Macam Sholat Sunnah Menurut Imam Syafii. Foto:   Shalat (ilustrasi)
Foto: Republika
Dua Macam Sholat Sunnah Menurut Imam Syafii. Foto: Shalat (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Setidaknya terdapat dua macam sholat sunnah yang dikenal secara umum oleh umat Islam. 

Imam Syafii dalam kitab Fikih Manhaji menjelaskan, dua macam sholat sunnah itu yakni ada yang pelaksanaannya tidak disunahkan berjamaah dan sholat sunnah yang disunahkan berjamaah. Adapun sholat sunnah yang tidak disunahkan berjamaah terbagi menjadi dua. 

Baca Juga

Ada sholat yang menyertai sholat wajib, dan sholat yang tidak menyertai sholat wajib. Adapun sholat yang menyertai sholat wajib disebut muakkad dan ada yang ghairu muakkad. Sunnah muakkad adalah dua rakaat sebelum subuh, dua rakaat sebelum zuhur, dua rakaat setelah zuhur, dua rakaat setelah maghrib, dan dua rakaat setelah isya. 

Di antara semua shalat ini, menurut Imam Syafii sholat dua rakaat sebelum subuh adalah yang paling utama. Hal ini berdasarkan hadis riwayat Imam Bukhari dan Imam Muslim ari Sayyidah Aisyah, ia berkata, "Tidak ada sholat sunnah yang paling konsisten dilakukan Nabi melebihi sholat sunnah fajar,". 

Sedangkan sunnah ghairu muakkad adalah dua rakaat lain sebelum zuhur. Kemudian sholat sunnah yang tidak menyertai sholat wajib. Sholat sunnah ini terbagi dua, yakni sholat sunnah dengan nama terrtentu pada waktu tertentu dan sholat sunnah mutlak yang nama dan waktunya tak tentu. 

Seperti sholat tahiyyatul masjid, shalat witir, sholat malam, sholat dhuha, sholat istikharah, dan lainnya. 

 

 

 

Yuk gabung diskusi sepak bola di sini ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اِنْ كُنْتُمْ فِيْ رَيْبٍ مِّنَ الْبَعْثِ فَاِنَّا خَلَقْنٰكُمْ مِّنْ تُرَابٍ ثُمَّ مِنْ نُّطْفَةٍ ثُمَّ مِنْ عَلَقَةٍ ثُمَّ مِنْ مُّضْغَةٍ مُّخَلَّقَةٍ وَّغَيْرِ مُخَلَّقَةٍ لِّنُبَيِّنَ لَكُمْۗ وَنُقِرُّ فِى الْاَرْحَامِ مَا نَشَاۤءُ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى ثُمَّ نُخْرِجُكُمْ طِفْلًا ثُمَّ لِتَبْلُغُوْٓا اَشُدَّكُمْۚ وَمِنْكُمْ مَّنْ يُّتَوَفّٰى وَمِنْكُمْ مَّنْ يُّرَدُّ اِلٰٓى اَرْذَلِ الْعُمُرِ لِكَيْلَا يَعْلَمَ مِنْۢ بَعْدِ عِلْمٍ شَيْـًٔاۗ وَتَرَى الْاَرْضَ هَامِدَةً فَاِذَآ اَنْزَلْنَا عَلَيْهَا الْمَاۤءَ اهْتَزَّتْ وَرَبَتْ وَاَنْۢبَتَتْ مِنْ كُلِّ زَوْجٍۢ بَهِيْجٍ
Wahai manusia! Jika kamu meragukan (hari) kebangkitan, maka sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari setetes mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar Kami jelaskan kepada kamu; dan Kami tetapkan dalam rahim menurut kehendak Kami sampai waktu yang sudah ditentukan, kemudian Kami keluarkan kamu sebagai bayi, kemudian (dengan berangsur-angsur) kamu sampai kepada usia dewasa, dan di antara kamu ada yang diwafatkan dan (ada pula) di antara kamu yang dikembalikan sampai usia sangat tua (pikun), sehingga dia tidak mengetahui lagi sesuatu yang telah diketahuinya. Dan kamu lihat bumi ini kering, kemudian apabila telah Kami turunkan air (hujan) di atasnya, hiduplah bumi itu dan menjadi subur dan menumbuhkan berbagai jenis pasangan (tetumbuhan) yang indah.

(QS. Al-Hajj ayat 5)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement