Senin 20 Jun 2022 05:55 WIB

Kapolda Duga Kelompok Separatis Teroris yang Bunuh Brimob di Napua

KST membunuh Brimob dan merebut dua senjata api milik petugas di Jayawijaya, Papua.

Rep: Antara/ Red: Erik Purnama Putra
Anggota kelompok separatis teroris (KST) terus beraksi meneror warga dan membunuh personel Brimob di Papua (ilustrasi).
Foto: Istimewa
Anggota kelompok separatis teroris (KST) terus beraksi meneror warga dan membunuh personel Brimob di Papua (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAYAPURA -- Kapolda Papua Irjen Mathius Fakhiri menyebut, ada indikasi bahwa pelaku penyerangan yang menewaskan anggota Brimob di Distrik Napua, Kabupaten Jayawijaya, adalah anggota kelompok separatis teroris (KST). "Namun untuk memastikannya, anggota masih menyelidiki," katanya di Kota Jayapura, Provinsi Papua, Ahad (19/6/2022).

Penyerangan tersebut menyebabkan Bripda Diego Rumaropen meninggal duna. KST juga mengambil dua senjata api milik petugas. Tim Penegakan Hukum dari Satgas Damai Cartenz dan 32 anggota Brimob pun pada Ahad pagi WIB, diberangkatkan ke Wamena untuk menyikapi situasi tersebut.

"Saya dan Dirkrimum, Senin (20/6) ke Wamena untuk melihat langsung sekaligus mengevaluasi apa yang terjadi dan apakah sudah sesuai standar operasi (SOP) di daerah rawan," jelas Fakhiri.

Guna memperkuat penyelidikan yang dilakukan Polres Jayawijaya, kata Fakhiri, Polda Papua telah pula mengirim tambahan pasukan ke Wamena untuk penegakan hukum. "(Ahad) pagi tadi, selain 32 anggota Brimob, juga diberangkatkan Satgas Penegakan Hukum Damai Cartenz ke Wamena untuk melakukan investigasi dan penegakan hukum," katanya.

Menurut Fakhiri, penyelidikan internal juga sedang dilakukan, untuk mengetahui apakah korban sudah melaksanakan tugas sesuai standar operasi (SOP). Pasalnya, Polda Papua selalu menekankan penerapan body system ketika petugas di daerah rawan, yaitu setidaknya lima orang jika berjaga. "Namun, dari laporan yang diterima, saat insiden terjadi mereka hanya berdua," kata Fakhiri.

Insiden yang terjadi di Napua, berlokasi sekitar lima kilometer dari Wamena. Selain menewaskan petugas, para pelaku juga mengambil senjata organik Polri yang dibawa dua petugas. Dua senjata api Polri yang dibawa lari pelaku berjenis AK101 dan SSG08 (sniper). Insiden tersebut berawal saat AKP R dimintai tolong warga untuk menembak sapi miliknya di Napua.

AKP R bersama Bripda Diego Rumaropen pada Sabtu (18/6/2022) ke Napua. Setelah menembak sapi, AKP R menitipkan senjata yang dibawanya kepada korban. Beberapa saat kemudian datang sekelompok warga dan menyerang korban hingga meninggal. Pelaku yang diduga KST kemudian mengambil kedua dua senjata tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement