Rabu 06 Apr 2022 17:07 WIB

Maksud Permisalan Nyala Api dan Air Hujan yang Terdapat dalam Alquran

Alquran memberikan permisalan untuk memberikan bayan kepada manusia

Rep: Hasanul Rizqa/ Red: Nashih Nashrullah
Ilustrasi Alquran. Alquran memberikan permisalan untuk memberikan bayan kepada manusia
Foto: republika
Ilustrasi Alquran. Alquran memberikan permisalan untuk memberikan bayan kepada manusia

REPUBLIKA.CO.ID, — Ada banyak metode untuk memahami sesuatu. Salah satunya dengan ibarat atau perumpamaan. Cara itu pun tampak dalam Alquran. 

Ibnu Qayyim al-Jauziyah dalam karyanya, Al-Amtsal fil Qur'an mengatakan, Kitabullah mengandung banyak perumpamaan. Hal itu tidak akan diketahui kecuali oleh orang-orang yang berilmu. 

Baca Juga

Perumpamaan merupakan persamaan antara sebuah hal dan hal lainnya yang dari sisi hukum atau penalaran dapat dimengerti. 

Manaaul Qathan dalam Mabathits fi Ulumil Qur'an menyebutkan beberapa hikmah adanya perumpamaan dalam Alquran. 

Pertama-tama, pengibaratan adalah cara untuk memberikan peringatan dan pelajaran kepada manusia. Di samping itu, metode demikian juga dapat menyingkap hakikat sesuatu yang semula tidak terasa, tetapi kemudian menjadi sangat jelas.

Pertama, di antara permisalan dalam Alquran tersebut adalah nyala api. Dalam surat Al Baqarah ayat 17, Allah berfirman: 

مَثَلُهُمْ كَمَثَلِ الَّذِي اسْتَوْقَدَ نَارًا فَلَمَّا أَضَاءَتْ مَا حَوْلَهُ ذَهَبَ اللَّهُ بِنُورِهِمْ وَتَرَكَهُمْ فِي ظُلُمَاتٍ لَا يُبْصِرُونَ

“Perumpamaan mereka seperti orang-orang yang menyalakan api. Setelah menerangi sekelilingnya, Allah melenyapkan cahaya (yang menyinari) mereka dan membiarkan mereka dalam kegelapan, tidak dapat melihat.” 

Ayat tersebut mengibaratkan petunjuk kebenaran dari Allah Ta'ala sebagai nyala api. Adapun kaum yang semula menerima cahaya itu adalah kaum munafik. Maknanya adalah Allah telah memberikan kepada mereka petunjuk kebenaran. Namun, kaum yang fasik itu tidak berpegang teguh pada petunjuk tersebut sehingga pantaslah terjemurus dalam kebimbangan dan kesesatan.

Permisalan yang kedua, yaitu air hujan. Dalam surat Yunus ayat 24, Allah mengibaratkan kehidupan dunia seperti halnya air hujan. 

إِنَّمَا مَثَلُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا كَمَاءٍ أَنْزَلْنَاهُ مِنَ السَّمَاءِ فَاخْتَلَطَ بِهِ نَبَاتُ الْأَرْضِ مِمَّا يَأْكُلُ النَّاسُ وَالْأَنْعَامُ حَتَّىٰ إِذَا أَخَذَتِ الْأَرْضُ زُخْرُفَهَا وَازَّيَّنَتْ وَظَنَّ أَهْلُهَا أَنَّهُمْ قَادِرُونَ عَلَيْهَا أَتَاهَا أَمْرُنَا لَيْلًا أَوْ نَهَارًا فَجَعَلْنَاهَا حَصِيدًا كَأَنْ لَمْ تَغْنَ بِالْأَمْسِ ۚ كَذَٰلِكَ نُفَصِّلُ الْآيَاتِ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ

Baca juga: Niat Sholat Tarawih Sendiri dan Berjamaah, Arab dan Latinnya 

“Sesungguhnya perumpamaan kehidupan duniawi itu, adalah seperti air (hujan) yang Kami turunkan dan langit, lalu tumbuhlah dengan suburnya karena air itu tanam-tanaman bumi, di antaranya ada yang dimakan manusia dan binatang ternak.

Hingga apabila bumi itu telah sempurna keindahannya, dan memakai (pula) perhiasannya, dan pemilik-permliknya mengira bahwa mereka pasti menguasasinya, tiba-tiba datanglah kepadanya azab Kami di waktu malam atau siang, lalu Kami jadikan (tanam-tanamannya) laksana tanam-tanaman yang sudah disabit, seakan-akan belum pernah tumbuh kemarin. Demikianlah Kami menjelaskan tanda-tanda kekuasaan (Kami) kepada orang-orang berpikir.”         

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement