Kamis 24 Feb 2022 21:49 WIB

Berapa Kali Nabi Muhammad Melaksanakan Isra Miraj?

Ulama berbeda pendapat soal berapa kali Nabi Muhammad melaksanakan isra miraj.

Rep: Rossi Handayani/ Red: Muhammad Hafil
Berapa Kali Nabi Muhammad Melaksanakan Isra Miraj?. Foto: Rasulullah SAW (ilustrasi)
Foto: republika
Berapa Kali Nabi Muhammad Melaksanakan Isra Miraj?. Foto: Rasulullah SAW (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Pimpinan Pesantren Al Furqon Al Islami Gresik, sekaligus Penulis, dan Pendakwah, Ustadz Yusuf Abu Ubaidah mengatakan, Para ulama berselisih pendapat terkait berapa kali peristiwa isra miraj terjadi. Apakah itu terjadi hanya satu kali atau berkali-kali?

"Ada yang berpendapat “dua kali”, sadar dan mimpi. Ada juga yang mengatakan “dua kali”, sebelum wahyu dan sesudahnya. Dan ada yang berpendapat “tiga kali”, sekali sebelum wahyu dan dua kali setelahnya. Bahkan sebagian ulama berpendapat bahwa isra‘ terjadi sebanyak tiga puluh kali (Lawami’ul Anwar). Hal ini karena adanya riwayat-riwayat yang agak samar dalam riwayat Syarik bin Abdillah al-Qadhi," kata Ustadz yang juga Lulusan Markaz Dakwah Syeikh Utsaimin, Unaizah, Qasim, Arab Saudi 2004-2008 ini.

Baca Juga

Ustadz Abu Ubaidah menjelaskan, metode seperti ini hanyalah dilakukan oleh para ahli hadits yang tidak mapan. Hal ini karena pendapat yang benar dari para pakar ilmu hadits bahwa isra‘ hanya terjadi sekali di Makkah sesudah Nabi ﷺ diutus dan sebelum hijrah setahun atau setahun dua bulan, sebagaimana dikatakan Ibnu Abdil Barr.

Imam Ibnul Qayyim rahimahullah mengatakan, “Pendapat yang benar dari ahli hadits ialah bahwa isra‘ hanya sekali di Makkah setelah Nabi ﷺ diutus. Sungguh mengherankan pendapat sebagian kalangan yang mengatakan bahwa hal itu terjadi berkali-kali. Bagaimana mungkin mereka menganggap bahwa pada setiap kali diwajibkan pada Nabi ﷺ lima puluh kali shalat kemudian Nabi ﷺ mondar-mandir antara Rabbnya dan Musa Alaihissallam sehingga menjadi lima kali dalam sehari, kemudian Allah berfirman, ‘Aku telah tetapkan kewajiban-Ku dan telah diringankan untuk hamba-Ku’, lalu setelah itu diulang lagi pada kali kedua yang asalnya lima puluh kali kemudian dihapus sepuluh-sepuluh. 

Para ulama pakar telah menyalahkan Syarik dalam lafal-lafal hadits isra‘ riwayatnya. Imam Muslim meriwayatkan yang shahih darinya lalu mengatakan, ‘Dia mengedepankan dan mengakhirkan, menambah dan mengurangi’, lalu beliau tidak memaparkan haditsnya. Sungguh bijak perbuatan beliau (Imam Muslim).” (Zadul Ma’ad).

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement