Kamis 27 Jan 2022 00:30 WIB

Penjelasan Mengapa Islam Agama yang Logis

Islam membawa pesan mengakui ketauhidan Allah.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Ani Nursalikah
Warga keluar dari gerbang masjid usai beribadah di Masjid Gedhe Mataram Kotagede, Yogyakarta, Jumat (3/12). Masjid Gedhe Mataram Kotagede merupakan masjid tertua di Yogyakarta. Masjid ini dibangun pada Tahun 1587 pada era Mataram Islam oleh Panembahan Senopati. Arsitektur masjid ini merupakan campuran antara Islam dengan Hindu. Kini Masjid Gedhe Mataram Kotagede menjadi salah satu tujuan wisata religi yang ramai pengunjung. Penjelasan Mengapa Islam Agama yang Logis
Foto:

Islam menempatkan akal budi manusia pada kedudukan yang sangat tinggi karena akal itulah yang membantu kita berpikir, beribadah, dan merenung. Dalam Islam, umat Islam dimintai pertanggungjawaban karena mereka memiliki kemampuan akal.

Allah SWT berfirman, "...Bawalah bekal, karena sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa. Dan bertakwalah kepada-Ku wahai orang-orang yang mempunyai akal sehat!" (QS Al-Baqarah ayat 197)

"Sungguh, pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang yang mempunyai akal. (Alquran) itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya, menjelaskan segala sesuatu, dan (sebagai) petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman." (Yusuf ayat 111)

Semua ayat ini menunjukkan bagaimana Islam memandang kecerdasan manusia dan menganggapnya sebagai titik acuan untuk beberapa situasi. Untuk melindungi kemampuan akal, Islam melarang mengonsumsi alkohol dan narkotika. Namun, perlu dicatat bahwa akal manusia memiliki keterbatasan.

Ada hal-hal tertentu yang melampaui kapasitas akal manusia. Untuk memahami masalah-masalah seperti itu, Islam memberikan ruang kepada wahyu ilahi untuk membebaskan akal manusia dari segala upaya yang dapat menyesatkannya. Muslim meyakini bahwa setelah kematian orang akan ditanyai di dalam kubur. Perincian tentang apa yang terjadi setelah kematian ada di dalam Alquran dan Hadits.

Memahami sifat pertanyaan tersebut melampaui akal manusiawi kita. Ini sama dengan mempercayai fenomena ilmiah meskipun kita tidak memahami sifat sebenarnya dari fenomena ini. Di sinilah keseimbangan Islam menyerang antara akal dan wahyu.

photo
Pemuda ideal menurut Islam (ilustrasi) - (republika)

 

Sumber: https://aboutislam.net/counseling/ask-about-islam/islam-logical-religion/

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement