Ketika saatnya harus tiba, Malaikat Jibril mengunjungi Nabi di dalam gua dan menyampaikan firman pertama Tuhan kepadanya. Bagi yang percaya pada agama-agama surgawi, adalah wajar jika Tuhan mengirimkan wahyu-Nya melalui malaikat. Allah SWT berfirman:
"Sesungguhnya Kami mewahyukan kepadamu (Muhammad) sebagaimana Kami telah mewahyukan kepada Nuh dan nabi-nabi setelahnya, dan Kami telah mewahyukan (pula) kepada Ibrahim, Ismail, Ishak, Yakub dan anak cucunya; Isa, Ayyub, Yunus, Harun dan Sulaiman. Dan Kami telah memberikan Kitab Zabur kepada Dawud."
"Dan ada beberapa rasul yang telah Kami kisahkan mereka kepadamu sebelumnya dan ada beberapa rasul (lain) yang tidak Kami kisahkan mereka kepadamu. Dan kepada Musa, Allah berfirman langsung."
"Rasul-rasul itu adalah sebagai pembawa berita gembira dan pemberi peringatan, agar tidak ada alasan bagi manusia untuk membantah Allah setelah rasul-rasul itu diutus. Allah Mahaperkasa, Mahabijaksana." (An-Nisa ayat 163-165)
Karena itu, tidak ada ruang bagi Nabi untuk "dirasuki" karena ia tidak berbeda dengan nabi-nabi sebelumnya yang menerima pesan ilahi melalui sarana komunikasi yang sama. Apa yang beliau alami hanyalah ketakutan. Beliau SAW pulang ke rumah dan meminta istrinya, Khadijah, untuk menyelimutinya.
Melihat suaminya gemetar, Khadijah meyakinkannya: "Tidak ada yang perlu ditakuti karena Tuhan tidak akan membiarkan engkau menderita penghinaan, karena engkau baik kepada kerabat, engkau berbicara kebenaran, engkau membantu siapa pun yang membutuhkan, engkau ramah kepada tamu, dan engkau membantu dalam setiap alasan yang adil."