Oleh : Ketua Komisi Fatwa MUI Jawa Timur, KH Ma'ruf Khozin
REPUBLIKA.CO.ID, — Itidal atau bangun dari rukuk merupakan salah satu rukun sholat. Saat itidal disertai dengan bacaan tasmi' atau سَمِعَ اللهُ لِمَنْ حَمِدَهُ “sami'a Allahu liman hamidah."
Muncul pertanyaan, sementara di hadits Bukhari makmum diperintah membaca رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ “Rabbana lakal hamd?”
Saya sampaikan dalam masalah ini ada dua pendapat. Bagi yang menganjurkan membaca Rabbana lakal hamd berdasarkan hadits berikut:
ﺇﻧﻤﺎ ﺟﻌﻞ اﻹﻣﺎﻡ ﻟﻴﺆﺗﻢ ﺑﻪ، ﻓﻼ ﺗﺨﺘﻠﻔﻮا ﻋﻠﻴﻪ، ﻓﺈﺫا ﺭﻛﻊ، ﻓﺎﺭﻛﻌﻮا، ﻭﺇﺫا ﻗﺎﻝ: ﺳﻤﻊ اﻟﻠﻪ ﻟﻤﻦ ﺣﻤﺪﻩ، ﻓﻘﻮﻟﻮا: ﺭﺑﻨﺎ ﻟﻚ اﻟﺤﻤﺪ
"Imam adalah untuk diikuti, jangan berbeda dengan imam. Jika imam rukuk maka rukuklah. Jika imam mengucapkan sami'a Allahu liman hamidah, maka kalian ucapkan Rabbana lakal hamd." (HR Bukhari)
Tetapi dalam Mazhab Syafii menganjurkan membaca sami'a Allahu liman hamidah. Berikut ulasan khusus dari Al-Hafiz As Suyuthi dalam kitabnya Dzikr At-Tasyni' fi Mas'alati Tasmi':
ﻣﺬﻫﺐ اﻟﺸﺎﻓﻌﻲ ﺭﺿﻲ اﻟﻠﻪ ﻋﻨﻪ ﺃﻥ اﻟﻤﺼﻠﻲ ﺇﺫا ﺭﻓﻊ ﺭﺃﺳﻪ ﻣﻦ اﻟﺮﻛﻮﻉ ﻳﻘﻮﻝ ﻓﻲ ﺣﺎﻝ اﺭﺗﻔﺎﻋﻪ: ﺳﻤﻊ اﻟﻠﻪ ﻟﻤﻦ ﺣﻤﺪﻩ، ﻓﺈﺫا اﺳﺘﻮﻯ ﻗﺎﺋﻤﺎ ﻳﻘﻮﻝ: ﺭﺑﻨﺎ ﻟﻚ اﻟﺤﻤﺪ
“Dalam Mazhab Syafii bahwa orang yang sholat ketika bangun dari rukuk membaca sami'a Allahu liman hamidauh. Dan saat berdiri tegak membaca Rabbana lakal hamd.”
ﻭﺃﻧﻪ ﻳﺴﺘﺤﺐ اﻟﺠﻤﻊ ﺑﻴﻦ ﻫﺬﻳﻦ ﻟﻹﻣﺎﻡ ﻭاﻟﻤﺄﻣﻮﻡ ﻭاﻟمنفرﺩ، ﻭﺑﻬﺬا ﻗﺎﻝ ﻋﻄﺎء، ﻭﺃﺑﻮ ﺑﺮﺩﺓ، ﻭﻣﺤﻤﺪ ﺑﻦ ﺳﻴﺮﻳﻦ، ﻭﺇﺳﺤﺎﻕ، ﻭﺩاﻭﺩ
“Juga dianjurkan membaca keduanya sami'a Allahu liman hamidah dan Rabbana lakaalhamd, bagi Imam, Makmum dan orang yang sholat sendiri. Ini juga pendapat Atha, Abu Burdah, Muhammad bin Sirin, Ishaq, dan Dawud.
Sementara itu, dalil yang disampaikan ulama Syafiiyah adalah hadits sebagai berikut:
ﻭﺃﺧﺮﺝ ﻣﺴﻠﻢ ﻋﻦ ﺣﺬﻳﻔﺔ «ﺃﻥ اﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻗﺎﻝ: ﺣﻴﻦ ﺭﻓﻊ ﺭﺃﺳﻪ: (ﺳﻤﻊ اﻟﻠﻪ ﻟﻤﻦ ﺣﻤﺪﻩ ﺭﺑﻨﺎ ﻟﻚ اﻟﺤﻤﺪ)
“Dari Hudzaifah bahwa saat Nabi ﷺ mengangkat kepala (dari rukuk) Nabi ﷺ membaca: "sami'a Allahu liman hamidah Rabbana lakal hamd." (HR Muslim).
Dari hadits ini Imam As Suyuthi mengatakan:
ﻭﺛﺒﺖ ﺃﻥ اﻟﺘﺼﺮﻳﺢ ﺑﺄﻥ اﻹﻣﺎﻡ ﻳﺠﻤﻊ ﺑﻴﻨﻬﻤﺎ ﻣﻦ ﺃﺩﻟﺔ ﺃﺧﺮﻯ ﺩﻝ ﺫﻟﻚ ﻋﻠﻰ ﺃﻥ اﻟﻤﺄﻣﻮﻡ ﺃﻳﻀﺎ ﻳﺠﻤﻊ ﺑﻴﻨﻬﻤﺎ ; ﻷﻥ اﻷﺻﻞ اﺳﺘﻮاء اﻹﻣﺎﻡ ﻭاﻟﻤﺄﻣﻮﻡ ﻓﻴﻤﺎ ﻳﺴﺘﺤﺐ ﻣﻦ اﻷﺫﻛﺎﺭ ﻓﻲ اﻟﺼﻼﺓ ﻛﺘﻜﺒﻴﺮاﺕ اﻻﻧﺘﻘﺎﻻﺕ ﻭﺗﺴﺒﻴﺤﺎﺕ اﻟﺮﻛﻮﻉ ﻭاﻟﺴﺠﻮﺩ.
Dalam hadits sahih dijelaskan bahwa Imam membaca keduanya berdasarkan hadits lain. Dengan demikian makmum juga membaca keduanya.
Sebab pada dasarnya bacaan imam dan makmum sama, seperti dalam anjuran bacaan lainnya, misalnya takbir, tasbih saat rukuk, dan sujud. Ada beberapa dalil pendukung dalam Sunan Ad Daraquthni:
اﻻﺳﺘﺌﻨﺎﺱ ﺑﻤﺎ ﺃﺧﺮﺟﻪ اﻟﺪاﺭﻗﻄﻨﻲ ﺑﺴﻨﺪ ﺿﻌﻴﻒ ﻋﻦ ﺑﺮﻳﺪﺓ ﻗﺎﻝ: ﻗﺎﻝ اﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ: ( «ﻳﺎ ﺑﺮﻳﺪﺓ، ﺇﺫا ﺭﻓﻌﺖ ﺭﺃﺳﻚ ﻣﻦ اﻟﺮﻛﻮﻉ ﻓﻘﻞ: ﺳﻤﻊ اﻟﻠﻪ ﻟﻤﻦ ﺣﻤﺪﻩ، اﻟﻠﻬﻢ ﺭﺑﻨﺎ ﻟﻚ اﻟﺤﻤﺪ ﻣﻞء اﻟﺴﻤﺎﻭاﺕ ﻭﻣﻞء اﻷﺭﺽ، ﻭﻣﻞء ﻣﺎ ﺷﺌﺖ ﻣﻦ ﺷﻲء ﺑﻌﺪ»
Riwayat Ad Daraquthni dengan sanad daif dari Buraidah bahwa Nabi ﷺ bersabda kepada Buraidah, "Jika kamu mengangkat kepala maka bacalah sami'a Allahu liman hamidah..."
ﻭﺑﻤﺎ ﺃﺧﺮﺟﻪ ﻋﻦ ﺃﺑﻲ ﻫﺮﻳﺮﺓ ﻗﺎﻝ: «ﻛﻨﺎ ﺇﺫا ﺻﻠﻴﻨﺎ ﺧﻠﻒ ﺭﺳﻮﻝ اﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ، ﻓﻘﺎﻝ: ﺳﻤﻊ اﻟﻠﻪ ﻟﻤﻦ ﺣﻤﺪﻩ. ﻗﺎﻝ ﻣﻦ ﻭﺭاءﻩ: ﺳﻤﻊ اﻟﻠﻪ ﻟﻤﻦ ﺣﻤﺪﻩ»
Dari Abu Hurairah bahwa jika kami sholat di belakang Rasulullah ﷺ, Nabi membaca sami'a Allahu liman hamidah, maka orang yang di belakang Nabi ﷺ membaca sami'a Allahu liman hamidah.” (HR Ad Daraquthni)