Allahﷻ memerintahkan juga kepada orang-orang yang beriman agar mereka meninggalkan perilaku orang-orang yang menyimpangkan pengertian nama-nama Allah ﷻ dari pengertian yang benar, misalnya dengan memberikan tawil atau memutar-balikkan pengertian sehingga mengaburkan kesempurnaan yang mutlak dari sifat-sifat Allah ﷻ. Mereka yang berbuat demikian kelak akan ditimpa azab Allah ﷻ.
Penyimpangan atau penyelewengan dari nama-nama Allah ﷻ Yang Mahasempurna itu bermacam-macam bentuknya. Pertama, memberikan nama kepada Allah ﷻ dengan nama yang tidak terdapat dalam Alquran ataupun dalam hadits Rasul yang sahih.
Semua ulama sepakat bahwa nama dan sifat Allah ﷻ itu harus didasarkan atas penjelasan Alquran dan hadits Rasul (tauqifi).
Kedua, menolak nama-nama dan sifat-sifat yang telah ditetapkan Allah ﷻ untuk zat-Nya, atau menolak untuk menisbahkan suatu perbuatan kepada Allah ﷻk arena memandang yang demikian itu tidak patut bagi kesucian-Nya atau mengurangi kesucian-Nya.
Mereka yang menolak ini memandang diri mereka seolah-olah lebih mengetahui dari Allah ﷻ dan Rasul-Nya, mana yang layak dan mana yang tidak layak bagi Allah ﷻ.
Ketiga, menamakan sesuatu selain Allahﷻ dengan nama yang hanya layak bagi Allah ﷻ.
Keempat, memutarbalikkan nama dan sifat-sifat Allah ﷻdengan penafsiran sendiri, sehingga keluar dari pengertian dan maksud yang sebenarnya, seperti paham yang mengatakan bahwa sifat-sifat Allah sama dengan sifat manusia, seperti mendengar, melihat, berkata-kata, punya muka, tangan, kaki, tertawa, marah, senang dan sebagainya.
Kendati Allah ﷻ memiliki sifat mendengar, melihat dan sebagainya, namun mendengarnya Allah ﷻ tidak sama dengan mendengarnya makhluk, melihatnya Allah ﷻtidak sama dengan melihatnya makhluk.
Atau paham yang memberikan takwil terhadap sifat-sifat Allah ﷻ sedemikian rupa sehingga sifat Allah ﷻ itu tidak memiliki arti sama sekali.
Kelima, mempersekutukan Allah ﷻ dengan sembahan selain Allahﷻ dalam segi nama yang khusus untuk Allah ﷻ. Seperti memakai lafal Allah ﷻuntuk sebuah berhala.