REPUBLIKA.CO.ID, — Reconquista yang terjadi pada akhir abad ke-15 tidak hanya dimotori Kerajaan Spanyol.
Seperti dikutip sejarawan Ali Muhammad ash- Shalabi dalam Bangkit dan Runtuhnya Khilafah Utsmaniyah(2003), Portugis pun pada masa itu melakukan hal serupa, khususnya dalam memupuk kebencian terhadap kaum yang tak seagama. Kerajaan yang terletak di sisi barat Iberia itu semakin agresif menyerang Muslimin terutama sejak dipimpin Pangeran Henry (Henrique O Navegador).
Pasukannya telah merangsek hingga ke Maghribi (Maroko) pada 1450-an. Sejak itu, berbagai kota pelabuhan strategis di Afrika Utara dapat direbutnya dari tangan Islam.
Pangeran Henry terkenal akan kebenciannya terhadap Islam. Mental Islamofobia itu diwariskan dari ayahnya, Raja John I. Pernah disampaikannya dalam sebuah pidato, “Khidmat utama yang kita persembahkan kepada tuhan adalah dengan mengusir orang-orang Arab dari negeri ini (Iberia) dan memadamkan obor api pengikut Muhammad sehingga setelah itu tidak ada lagi bara yang membakar.”
Bahkan, salah satu impiannya adalah mencuri jasad Rasulullah ﷺ dimakamkan di Kota Madinah. Katanya, “Tujuan utama kita adalah sampai ke tempat-tempat suci orang Islam, memasuki Masjid Nabawi dan mengambil jasad Muhammad. Kita jadikan itu barang gadai dalam perundingan dengan orang Arab untuk merebut Yerusalem.”
Untuk diketahui, Reconquista y ang terjadi pada akhir abad ke-15 tidak hanya dimotori Kerajaan Spanyol. Portugis pun pada masa itu melakukan hal serupa, khususnya dalam memupuk kebencian terhadap kaum yang tak seagama. Kerajaan yang terletak di sisi barat Iberia itu semakin agresif menyerang Muslimin terutama sejak dipimpin Pangeran Henry (Henrique O Navegador). Pasukannya telah merangsek hingga ke Maghribi (Maroko) pada 1450-an. Sejak itu, berbagai kota pelabuhan strategis di Afrika Utara dapat direbutnya dari tangan Islam.