REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Abu Bakar, radhiyallah 'anhu, merupakan sahabat Nabi Muhammad ﷺ yang istimewa. Keistimewaan ini bahkan berulang kali dijelaskan dalam berbagai sabda Rasulullah ﷺ.
Meski dikenal sebagai sosok yang tegas, Abu Bakar mempunyai hati yang lembut. Pernah suatu saat beliau menangis mendengarkan khutbah Rasulullah ﷺ.
Dikutip dari buku Inilah Faktanya karya Dr Utsman bin Muhammad al-Khamis, dari Abu Sa'id al-Khudri radhiyallahu ‘anhu, ia bercerita: "Suatu ketika Rasulullah ﷺ berkhutbah di hadapan orang-orang. Beliau bersabda:
إنَّ الله خيَّر عبدًا بين الدُّنْيا وبين ما عنده، فاختار ذلك العبد ما عند الله. قال: فبكى أبو بكر، فعجبنا لبكائه أن يخبر رسول الله صلى الله عليه وسلم عن عبد خُيِّر، فكان رسول الله صلى الله عليه وسلم هو المخَيَّر، وكان أبو بكر أعلمنا. فقال رسول الله صلى الله عليه وسلم: إنَّ أمنَّ النَّاس علي في صحبته وماله أبو بكر، ولو كنت متخذًا خليلًا -غير ربِّي- لاتَّخذت أبا بكر، ولكن أخوة الإسلام ومودَّته. لا يبقين في المسجد باب إلا سُدَّ، إلا باب أبي بكر
'Sesungguhnya Allah ﷻ memberikan pilihan kepada seorang hamba antara dunia dan apa yang ada pada-Nya. Lalu hamba itu memilih apa yang ada pada Allah ﷻ'
Tiba-tiba, Abu Bakar menangis. Kami pun heran karena tangisannya terhadap kabar yang disampaikan Rasulullah ﷺ tentang seorang hamba yang diberi pilihan itu. Ternyata, beliaulah hamba yang diberi pilihan tersebut, dan Abu Bakarlah satu-satunya orang yang mengetahui (akan hal itu) di antara kami.
Kemudian Rasulullah ﷺ bersabda, 'Sesungguhnya, di antara orang yang paling dermawan kepadaku dalam persahabatannya dan dalam (menginfakkan) hartanya adalah Abu Bakar. Seandainya aku dibolehkan untuk menjadikan kekasih selain Rabbku, niscaya akan kujadikan Abu Bakar sebagai kekasihku. Akan tetapi, persaudaraan dan kasih sayang dalam Islam itu lebih utama. Maka janganlah sampai ada satu pintu pun (kepemimpinan) di dalam masjid yang tidak ditutup, kecuali pintu Abu Bakar.'"(HR Bukhari)