REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam rukun iman, umat Islam diharuskan mengimani enam perkara. Salah satunya adalah mengimani malaikat, mengapa demikian?
Prof Abudin Nata dalam buku Akhlak Tasawuf menjelaskan, seorang Muslim diharuskan mengimani malaikat dimaksudkan antara lain adalah agar meniru sifat-sifat yang terdapat pada malaikat. Sifat itu, seperti sifat jujur, amanah, tidak pernah durhaka, dan patuh melaksanakan segala yang diperintahkan Allah SWT.
Percaya kepada malaikat juga dimaksudkan agar manusia merasa diperhatikan dan diawasi oleh para malaikat. Sehingga ia tidak berani melanggar larangan Allah. Dengan cara demikian, percaya kepada malaikat akan membawa kepada perbaikan akhlak yang mulia.
Allah SWT berfirman dalam Alquran Surah At-Tahrim ayat 6, “Laa yashunallaha maa amarahum wa yaf’aluna maa yumaruna,”. Yang artinya, “(Malaikat-malaikat) itu tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka, dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan,”.
Dalam Surah Qaaf ayat 18, Allah berfirman, “Maa yalfizhu min qaulin illa ladaihi raqibun ayyidun,”. Yang artinya, “Tiada suatu ucapan pun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya melaikat pengawas yang selalu hadir,”.