REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Jika seorang Muslim melakukan kebaikan, maka Allah SWT akan mengganjarnya dengan pahala. Lantas misalnya, apakah pahala ibadah akan hilang apabila seseorang melakukan dosa?
Wali Fatwa di Dar Al Ifta Mesir, Syekh Majdy Asyur, menjelaskan, niat kebaikan yang tebersit di benak kita, Allah SWT tak ada satupun yang menyerupai-Nya, akan mencatat niat baik tersebut, berbeda dengan keburukan. Rasulullah SAW bersabda:
إنَّ اللَّهَ كَتَبَ الحَسَناتِ والسَّيِّئاتِ ثُمَّ بَيَّنَ ذلكَ، فمَن هَمَّ بحَسَنَةٍ فَلَمْ يَعْمَلْها، كَتَبَها اللَّهُ له عِنْدَهُ حَسَنَةً كامِلَةً، فإنْ هو هَمَّ بها فَعَمِلَها، كَتَبَها اللَّهُ له عِنْدَهُ عَشْرَ حَسَناتٍ، إلى سَبْعِ مِائَةِ ضِعْفٍ، إلى أضْعافٍ كَثِيرَةٍ، ومَن هَمَّ بسَيِّئَةٍ فَلَمْ يَعْمَلْها، كَتَبَها اللَّهُ له عِنْدَهُ حَسَنَةً كامِلَةً، فإنْ هو هَمَّ بها فَعَمِلَها، كَتَبَها اللَّهُ له سَيِّئَةً واحِدَةً
“Innallaha katabal-hasanaati wassayyiati tsumma bayyana dzalika; faman hamma bihasanatin falam ya’malha katabahallahu indahu hasanatan kaamilatan wa in hamma biha fa’amilaha katabahallahu indahu asyra hasanaatin ila sabimatai dhi’fin ila adh’afin katsiratin. Wa in hamma bissayyiatin falam ya’malha katabahallahu indahu hasanatan kaamilatan wa in hamma biha fa’amiaha katabahallahu lahu sayyiatan waahidatan.”
Yang artinya: “Sesungguhnya Allah menetapkan adanya kebaikan dan keburukan, kemudian Dia menjelaskannya. Barang siapa yang berniat untuk mengerjakan amal kebaikan namun belum terlaksana, maka Allah akan catat baginya satu kebaikan yang sempurna. Dan jika dia berniat untuk kebaikan dan mengerjakannya, maka Allah akan catat baginya dengan 10 kebajikan hingga 700 kali lipat, bahkan sampai berlipat-lipat banyaknya. Sebaliknya, apabila dia berniat mengerjakan amalan keburukan namun belum terlaksana, maka Allah akan catat baginya satu kebaikan yang sempurna. Dan apabila dia berniat untuk keburukan dan mengerjakannya, maka Allah akan mencatat baginya satu keburukan saja.”
Dilansir di El-Balad, Jumat (15/10), wali Fatwa di Darul Ifta Mesir, Syekh Majdy Asyur menjelaskan bahwa jika sebuah persegi dirancang dan dibuatkan grafik perbuatan baik untuk setiap tindakan, maka akan ditemukan bahwa manusia banyak membalas perbuatan buruk dengan kebaikan.
Syekh Majdy yang merupakan Penasihat Mufti Agung Mesir itu juga menunjukkan bahwa salah satu hal terpenting ketika jatuh ke dalam dosa dan takut kepada Allah SWT adalah dengan bertaubat.
Yakni mencari pengampunan dan bertekad untuk tidak melakukan hal yang sama. Allah berfirman dalam Alquran Surat Al Furqan ayat 70:
إِلَّا مَنْ تَابَ وَآمَنَ وَعَمِلَ عَمَلًا صَالِحًا فَأُولَٰئِكَ يُبَدِّلُ اللَّهُ سَيِّئَاتِهِمْ حَسَنَاتٍ ۗ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَحِيمًا
“Illa man taaba wa aamana wa amila amalan shalihan fa-ulaaika yubaddilullahu sayyi-atihim hasanaatin wa kaanallahu ghafuran rahima.”
Yang artinya, “Kecuali orang-orang yang bertaubat, beriman dan mengerjakan amal saleh, maka itu kejahatan mereka diganti Allah dengan kebajikan. Dan adalah Allah Mahapengampun lagi Mahapenyayang.”
Adapun berbuat kebaikan memilik manfaatnya tersendiri. Misalnya melakukan sedekah yang memiliki sejumlah manfaat, antara lain dihapuskan dosa, dihindarkan dari neraka, hingga sedekah dapat menolong seseorang di hari kiamat.