Jumat 15 Oct 2021 08:17 WIB

Menapak Awal Peradaban Islam di Masjid Tertua Kota Jayapura

Masjid Jami' Kota Jayapura menjadi saksi sejarah lika-liku politik di tanah Papua.

Rep: Muhammad Ikhwanuddin/ Red: Ani Nursalikah
Menapak Awal Peradaban Islam di Masjid Tertua Kota Jayapura. Masjid Jami Kota Jayapura, Papua. Dibangun pada 1943, tempat ini dipercaya sebagai masjid tertua di Jayapura.
Foto:

Masjid Jami' Kota Jayapura pun menjadi saksi sejarah lika-liku politik di tanah Papua. Saat penyerahan kekuasaan Irian Barat dari Belanda ke Indonesia pada 1963, banyak tentara sekutu yang rata-rata berasal dari Pakistan singgah sekaligus merawat masjid. 

Bangunan bersejarah ini pun menyimpan cerita humanis. Setelah tentara Pakistan meninggalkan Papua, masjid sempat tidak terawat dan dipakai warga setempat menjadi sebuah bar. Namun akhirnya, seorang pendeta di gereja yang berada di depan masjid, Bapak Separai meminta warga menutup bar dan mengembalikan fungsi masjid sebagai tempat ibadah umat Islam. 

Di tahun yang sama, Masjid Jami' diambil alih oleh Kodam XVII/Cenderawasih dan menunjuk satu pegawai Kementerian Agama Mansyur D. Rahmad untuk mengelola masjid pada 1963-1973. Setelah kepemimpinan Mansyur, masjid sempat direnovasi pada 1974, 1980, dan dipugar total pada 1999. Kemudian, pada 2007 sekaligus membangun tiga sekolah dalam satu bangunan demi berdirinya sekolah. 

"Di sini ada sekolah juga, ada SD, MI, dan SMP. Masjid yang sebelumnya di bawah sekarang berada di atas untuk menghindari orang mabuk nongkrong di sini," ujar Ahmad Kholiq. 

Selayaknya tempat ibadah, Masjid Jami' kota Jayapura dibuka untuk umum. Akan tetapi, perlu energi ekstra untuk mencapai ruangan utama masjid yang berada di lantai tiga gedung sekolah. 

photo
Gambar Masjid Jami pertama kali didirikan tersimpan di arsip milik pengurus Masjid Jami, Kota Jayapura, Papua, Rabu (13/10). Masjid Jami tersebut merupakan masjid tertua di Jayapura yang didirikan tahun 1943 oleh umat muslim dari Ternate TIdora, Sulawesi Tenggara, Halmahera dan sekitarnya yang bekerja sebagi buruh pelabuhan pada jaman Belanda. Masjid tersebut telah mengalami renovasi sebanyak tiga kali mulai dari tahun 1974, 1999 dan 2007.Republika/Thoudy Badai - (Republika/Thoudy Badai)

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement