REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketika hendak melaksanakan sholat berjamaah usahakan datang lebih awal dan menempati shaf sholat pertama atau shaf paling depan di belakang imam. Sebab pada shaf sholat pertama itu terdapat banyak kebaikan dan keutamaan dibanding shaf lainnya.
Sedang sholat di shaf paling belakang tentu keutamaannya berbeda dengan shaf pertama. Dalam kitab at Targib wat Tarhib terdapat hadits Nabi Muhammad ﷺ.
قَالَ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : خَيْرُصُفُوْفِ الرِّجَالِ اَوَّلُهَاوَشَرُّهَا اَخِرُهَا, وَخَيْرُصُفُوْفِ النِّسَاءِاَخِرُهَاوَشَرُّهَااَوَّلُهَا.
Rasulullah ﷺ bersabda: Sebaik-baiknya shaf-shaf lelaki itu di shaf paling awal dan seburuk-buruknya shaf lelaki itu shaf paling akhir. Dan sebaik-baiknya shaf-shaf perempuan itu di akhir dan seburuk-buruknya shaf perempuan itu di paling awal. (Hadits ini diriwayatkan Imam Muslim, Abu Dawud, Turmudzi dan Nasai).
Sebagian ulama berpendapat shaf paling pertama menjadi buruk bagi perempuan adalah ketika sholat itu tidak menggunakan tirai yang memisah dan menghalangi pandangan dari jamaah pria. Sehingga karena tidak adanya penghalang seperti tirai itu, jamaah perempuan bisa melihat langsung jamaah laki-laki terutama yang berada pada shaf paling belakang.
Begitupun sebaliknya, jamaah lelaki yang paling belakang bisa melihat jelas jamaah perempuan yang berada di shaf paling depan, apalagi bila jarak antara jamaah lelaki dan perempuan dekat. Maka, ada kekhawatiran terjadi interaksi antara jamaah perempuan paling depan dengan jamaah lelaki paling belakang.
Maka, untuk kekhusyukan dan kenyamanan sholat, sebaiknya masjid menggunakan tirai atau pembatas yang menghalangi pandangan antara jamaah perempuan dan jamaah lelaki.