4. Tunjukkan cinta pada anak-anak
Rasulullah SAW adalah sosok ayah dan kakek yang penyayang yang memberi kehangatan cinta kasih kepada anak-anaknya. Dia tidak ragu menunjukkan kasih sayang kepada anak-anak di hadapan masyarakat dan membuat mereka merasa istimewa dan dicintai.
Hal itu bertolak belakang dengan laki-laki pada masanya, yang menganggap menunjukkan kelembutan seperti itu terhadap keluarga dan anak-anak bukanlah ciri maskulin. Nabi Muhammad SAW kerap mencium cucunya, salah satunya Hasan. Ketika hal itu disaksikan oleh al-Aqra' bin Haabis at-Tamimy, ia langsung berkomentar, "Aku memiliki sepuluh anak. Tak satu pun yang pernah kucium."
Rasulullah lantas mengalihkan pandangannya kepada Aqra', lalu berkata, "Orang yang tidak mengasihi tidak dikasihi." (HR. Bukhari).
Kisah lain menceritakan tatkala beberapa orang Badui datang kepada Nabi SAW dan berkata, "Apakah Anda mencium anak-anak Anda?" Nabi berkata, "Ya." Orang Badui berkata, "Tetapi kami, demi Allah, tidak pernah mencium anak-anak kami." Nabi SAW berkata, "Apa yang bisa saya lakukan jika Allah telah mengambil rahmat dari Anda?" (Sunan Ibnu Majah)
Orang Badui dalam kisah tersebut sebenarnya menyombongkan diri untuk tidak mencium anak-anak karena mereka sering dilihat sebagai komoditas belaka dan bertindak kasar dengan anak-anak adalah lebih sesuai dengan sikap 'menjadi seorang laki-laki'. Namun, Nabi SAW malah menegaskan sebaliknya, bahwa menunjukkan belas kasihan dan kasih sayang kepada anak-anak adalah jalan yang lebih baik diambil.