Sabtu 18 Sep 2021 05:56 WIB

Alquran, Kaligrafi, & Kebangkitan Baca Tulis Era Rasulullah

Kaligrafi merupakan seni Islam yang sangat penting.

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Ani Nursalikah
Alquran, Kaligrafi, & Kebangkitan Baca Tulis Era Rasulullah. Ilustrasi
Foto:

Kala itu, para tawanan perang Badar yang tidak mampu membayar tebusan diminta oleh Rasulullah untuk mengajar 10 anak muda Madinah membaca dan menulis. Saat wahyu penghabisan turun, Rasulullah sudah memiliki lebih dari 40 ahli tulis.

Empat di antara juru tulis utama Rasulullah adalah Zaid bin Sabit, Abdullah bin Zubair, Said bin al-‘As, dan Abdur-Rahman bin al-Haris bin Hisyam. Pada periode Rasulullah, corak kaligrafi masih terlihat sangat sederhana dan belum menemukan bentuk yang sempurna dan bagus. Untuk nama-nama kaligrafi biasanya diambil dari nama tempat kaligrafi ditulis, misal Madani (Madinah), Anbari (Anbar) Hijazai (Hijaz), dan lain-lain.

Pada periode Khulafaur Rasyidin, bentuk kaligrafi Arab sedikit memiliki kemajuan seiring bertambahnya anak muda yang mulai belajar baca tulis. Satu-satunya jenis tulisan yang paling banyak digunakan hingga akhir kekuasaan khalifah terakhir, Ali bin Abi Thalib adalah Kufi.

Lima mushaf Alquran pertama ditulis dalam tulisan Makki dan Madani lalu ditulis Kufi dan beragam tulisan lain. Selama periode Khulafaur Rasyidin, gaya yang dominan digunakan adalah Kufi karena mempunyai corak yang sangat khas.

Ada gaya lain yang berkembang selain Kufi, yaitu Ma’il (miring). Namun, gaya ini lambat laun tidak terpakai lagi. Khat Kufi memiliki ciri-ciri, yakni berbentuk kaku, bersiku atau bersudut dengan garis lengkung pada huruf-huruf tertentu.

Satu perkembangan yang berarti dalam periode ini adalah usaha Khalifah Ali memperbarui gramatika tulisan Arab dengan memerintahkan Abul Aswad Ad-Duali. Ad-Duali mengubah tulisan Arab yang gundul, tanpa tanda baca dilengkapi denga rumus tanda baca, seperti titik dan harakat.

Ini dilakukan agar memudahkan umat Muslim dalam membaca Alquran atau berkomunikasi lewat tulisan. Usaha keras umat Muslim untuk memperindah tulisannya karena didorong dari semangat mengagungkan Alquran di mana mushaf dibentuk dan ditulis dalam coraknya yang artistik dan mempesona sehingga diharapkan mampu menarik umat Muslim dan bangsa lain untuk membacanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement