Khaulah binti Ja'far al-Hanafiyah
Menikah dengan Khaulah, Ali memperoleh anak bernama Muhammad atau yang lebih dikenal dengan Ibnul Hanafiyah. Muhammad dinisbatkan pada al-Hanafiyah agar bisa dibedakan dari kedua saudaranya, al-Hasan dan al-Husain.
Muhammad al-Hanafiyah lahir pada masa kekhalifahan Umar bin al-Khathab Radhiyallahu Anhu. Ia adalah sosok yang wara, luas ilmunya, tsiqah, dan meriwayatkan sejumlah hadits Nabi.
Riwayat-riwayatnya itu tertera dalam Shahih al-Bukhari dan Shahih Muslim. Ia juga salah seorang prajurit yang pemberani sekaligus jenderal besar yang pernah terjun dalam berbagai pertempuran bersama Amirul Mukminin Ali bin Abu Thalib, baik itu dalam Perang Jamal maupun dalam Perang Shiffin.
Saat itu, Muhammad membawa panji perang dan ia mendapatkan anugerah yang baik pada peperangan tersebut. Meskipun sewaktu peperangan itu berlangsung usianya masih terbilang muda, ia sering menjadi tumpuan ayahnya, Ali. Karena itulah, fase ini banyak memoles kepribadiannya pada masa mendatang.
Muhammad al-Hanafiyah meninggal dunia dalam usia 56 tahun, yaitu pada masa kepemimpinan Abdul Malik bin Marwan. Ia adalah sosok yang mulia, alim, taat beragama, memiliki akhlak yang baik, dan gemar beribadah.
Baca juga : Stafsus Risma: Kami Berantem dengan Bank Demi Bansos