REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- Sebuah masjid abad pertengahan di wilayah Delhi, India, tampak dalam kondisi rusak, kubahnya hilang, tanaman tumbuh dari struktur bangunan masjid, dan rumput tumbuh liar serta lumpur memenuhi halaman masjid. Masjid yang terletak di Begumpur, Malviya Nagar ini terabaikan dan terlupakan meskipun pejabat Survei Arkeologi India (ASI) mengatakan pekerjaan konservasi sedang berlangsung.
Penulis dan sejarawan William Dalrymple pada Senin (13/9) lalu mengunggah foto masjid Begumpur di Twitter dan menunjukkan kondisi masjid saat ini. Dalam cicitannya, ia menuliskan atap Masjid Begumpur baru saja runtuh karena hujan lantaran pengabaian ASI.
"Dengan manajemen yang lebih baik, keajaiban abad pertengahan yang luas ini masih bisa menjadi situs wisata penghasil pendapatan utama. Sebaliknya, itu dibiarkan runtuh dan menghilang," kata Dalrymple, dilansir di Indian Express, Rabu (15/9).
Namun, seorang pejabat ASI mengklarifikasi sebagian kecil bangunan telah runtuh pada 2019 dan ASI memberi dukungan pada struktur yang tersisa dengan mendirikan pilar/tiang. Menurut pejabat tersebut, sisa-sisa bangunan masjid jatuh ke saluran pembuangan terdekat, yang telah dibersihkan beberapa hari lalu oleh kelompok tugas tersebut.
"Sisa-sisa dari saluran yang dibersihkan oleh ASI sekarang terlihat sebagai struktur yang runtuh," kata pejabat ASI.
Sebuah tim dari kantor lingkar Delhi mengunjungi lokasi tersebut pada Selasa lalu dan mengonfirmasi tidak ada keruntuhan seperti itu musim ini. Saat ini, tim telah bekerja di lokasi tersebut untuk beberapa waktu. Pejabat mengatakan saluran air telah dibersihkan dan pekerjaan konservasi tengah dilakukan.
Beberapa batu tergeletak di tanah di bawah kubah yang hilang. Pada Selasa sore, para pekerja bekerja di saluran pembuangan di bawah kubah. Mereka mengatakan bahwa tampaknya batu-batu itu jatuh baru-baru ini karena pekerjaan yang sedang berlangsung di dekat saluran pembuangan.
Saat senja pada Selasa, masjid yang terlupakan itu tetap sama sekali tidak ada pengunjung. Namun, ada sekelompok warga lansia setempat yang duduk di atas sprei dan bermain kartu di tangganya.
Daya pikat tempat ini terletak pada puing-puing batu sederhana, halaman yang luas, dan tonggak menara. Namun, halamannya berumput dan berlumpur, sementara vegetasi lebat menghalangi pengunjung untuk masuk lebih jauh, dan langit dapat dilihat melalui bagian-bagian kubah yang jatuh.
Masjid abad ke-14 ini memiliki 64 kubah dengan satu kubah di tengah. Menurut ASI, masjid itu diyakini dibangun oleh Khan-e-Jahan Juna Shah.
Menurut penulis dan penulis sejarah Delhi, Rana Safvi, masjid ini berukuran 307 kaki kali 295 kaki. Dia mengatakan masjid ini adalah tipe masjid India pertama 'Brahtmukhi' atau tipe masjid tonggak menara.
Halaman masjid kerap dikunjungi oleh parkit hijau, merpati, dan pemain kriket lokal yang menggunakannya sebagai lapangan bermain. Karena tidak ada sistem tiket, tidak ada cara untuk menghentikan orang memasuki masjid dari pintu belakang setelah hari gelap.