Rabu 15 Sep 2021 10:57 WIB

Tiga Cara Mudah Menghafal Alquran dan Memahami Tafsirnya

Ada tiga saran cara mudah menghafal Alquran.

Rep: Ali Yusuf/ Red: Muhammad Hafil
Tiga Cara Mudah Menghafal Alquran dan Memahami Tafsirnya. Foto: Alquran (ilustrasi)
Foto:

3. Faktor suka/menikmati.

Seseorang akan merasakan mudah suatu perbuatan itu jika menyukainya. Memahami tafsir adalah kegiatan yang menyenangkan. Kenapa? Karena dengan memahami tafsir ia dapat merenungi ayat-ayat Allah. Orang yang suka merenungi ayat-ayat Allah termasuk aktifitas dzikir yang dapat membuat hati seseorang menjadi lebih tenang.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

الَّذِينَ آمَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُمْ بِذِكْرِ اللَّهِ أَلا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ

“Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan berzikir (mengingat) Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram” (Qs. ar-Ra’du: 28).

Bahkan ada seorang ulama yang merasa sedih jika ada ayat AlQuran yang ia dengar atau ia baca dan ia belum memahami tafsirnya. Sebagaimana penjelasan tafsir surat al ankabut ayat 43 dalam  kitab tafsir ibnu katsir yaitu:

{وَتِلْكَ الأمْثَالُ نَضْرِبُهَا لِلنَّاسِ وَمَا يَعْقِلُهَا إِلا الْعَالِمُونَ}

Dan perumpamaan-perumpamaan ini Kami buatkan untuk manusia; dan tiada yang memahaminya kecuali orang-orang yang berilmu. (Al-'Ankabut: 43)

Ustad Teguh menjelaskan, maksudnya, tiada yang dapat memahaminya dan merenungkannya kecuali hanya orang-orang yang mendalam ilmunya lagi berwawasan luas itu adalah seperti disampaikan Imam Ahmad.

Baca juga : Dari Teori Fisika Mekanik Sampai Mushaf Alquran Elektronik

Dia mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ishaq ibnu Isa, telah menceritakan kepadaku Ibnu Lahi'ah, dari Abu Qubail, dari Amr ibnul As r.a. yang menceritakan bahwa ia hafal seribu tamsil dari Rasulullah Saw. Hal ini merupakan suatu keutamaan yang besar bagi Amr ibnul As, karena Allah Swt. telah berfirman: Dan pernmpamaan-perumpamaan ini Kami buatkan untuk manusia; dan tiada yang memahaminya kecuali orang-orang yang berilmu. (Al-'Ankabut: 43)

Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ali ibnul Husain, telah menceritakan kepada kami Ahmad ibnu Abdur Rahman, telah menceritakan kepada kami ayahku, telah menceritakan kepada kami Ibnu Sinan, dari Amr ibnu Murrah yang mengatakan bahwa tiadalah suatu ayat pun yang ia lalui tanpa ia pahami maknanya melainkan merasa bersedih hati karenanya. Sebab ia menyadari bahwa Allah Swt. telah berfirman: Dan pernmpamaan-perumpamaan ini Kami buatkan untuk manusia; dan tiada yang memahaminya kecuali orang-orang yang berilmu. (Al-'Ankabut: 43).

Allah Ta'ala berfirman:

كِتَابٌ أَنْزَلْنَاهُ إِلَيْكَ مُبَارَكٌ لِيَدَّبَّرُوا آيَاتِهِ وَلِيَتَذَكَّرَ أُولُو الْأَلْبَابِ

“Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai fikiran.” (QS. Shad: 29)

Seseorang yang sudah terbiasa dan mencintai aktifitas tadabbur (merenungi) ayat-ayat Allah, maka membaca dan menghafal Quran akan terasa hambar jika tidak ditadabburi.

"Kunci dari tadabbur adalah pemahaman tafsir, seseorang akan lebih mudah tadabbur jika sudah memahami tafsirnya," katanya.

Agar tidak terasa berat, bagi pemula yang ingin menghafal Quran sambil memahami tafsir disarankan agar menggunakan tafsir yang ringkas terlebih dahulu. Memahami tafsir akan lebih mudah jika seseorang memiliki kemampuan bahasa arab yang bagus.

"Di sinilah pentingnya belajar bahasa arab," katanya.

Harapan dari semua penjelasan diatas adalah mudah-mudahan kita bisa terhindar dari apa yang disabdakan oleh Rasulullah SAW:

يَخْرُجُ نَاسٌ مِنْ قِبَلِ الْمَشْرِقِ وَيَقْرَءُونَ الْقُرْآنَ لاَ يُجَاوِزُ تَرَاقِيَهُمْ ، يَمْرُقُونَ مِنَ الدِّينِ كَمَا يَمْرُقُ السَّهْمُ مِنَ الرَّمِيَّةِ ، ثُمَّ لاَ يَعُودُونَ فِيهِ حَتَّى يَعُودَ السَّهْمُ إِلَى فُوقِهِ

“Akan keluar manusia dari arah Timur dan membaca Al Qur’an namun tidak melewati kerongkongan mereka. Mereka melesat keluar dari agama sebagaimana halnya anak panah yang melesat dari busurnya. Mereka tidak akan kembali kepadanya hingga anak panah kembali ke busurnya” (HR. Bukhari)

Ibnu Hajar Al Asqalani rahimahullan menjelaskan, maksud bacaan Al Qur’an tidak melewati kerongkogan adalah tidak diangkat kepada Allah, tidak ada nilainya di sisi Allah. Jika kerongkongan saja tidak terlewati, maka tentu ia tidak akan sampai ke hati.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement