Rabu 15 Sep 2021 05:15 WIB

Inspeksi Mendadak Umar kepada Para Gubernur

Hal ini dilakukan agar pejabat tersebut tidak bisa menyembunyikan kekayaannya.

Rep: Rossi Handayani/ Red: Ani Nursalikah
Inspeksi Mendadak Umar kepada para Gubernur. Ilustrasi Sahabat Nabi
Foto: MgIt03
Inspeksi Mendadak Umar kepada para Gubernur. Ilustrasi Sahabat Nabi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Khalifah Umar bin Khattab Radhiyallahu Anhu turut melakukan inspeksi mendadak terhadap para gubernur selama masa pemerintahannya. Hal ini dilakukan agar pejabat tersebut tidak dapat menyembunyikan kekayaan yang didapat dengan cara haram.

Dikutip dari buku Harta Haram Muamalat Kontemporer karya Erwandi Tarmizi, suatu saat khalifah Umar berkunjung ke Syam bersama Bilal bin Rabah radhiyallahu anhuma dengan cara diam-diam. Sesampainya di Syam, Umar dan Bilal mengunjungi para gubernur secara diam-diam.

Baca Juga

Caranya Bilal yang mengetuk pintu dan minta izin, ketika diizinkan masuk maka Umar juga ikut masuk untuk melihat langsung gaya hidup para gubernurnya. Dan ternyata Umar mendapati para gubernurnya hidup dalam kekurangan pangan dan sandang.

Lalu, Umar berencana menaikkan gaji para gubernurnya di Syam, akan tetapi para gubernurnya yang notabene adalah para sahabat Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam menolak kenaikan gaii mereka dari baitul maal (Al fiqh al iqtisihadi li Umar bin Al Khattab).

Di samping itu, khalifah Umar bin Khaththab kerap menguji kezuhudan para gubernurnya. Sifat zuhud dan tidak tamak dengan gemerlap dunia merupakan penyebab utama seorang pegawai dapat bersikap jujur, bersih, dan tidak korup. Maka memilih calon pegawai yang zuhud merupakan kunci dalam pemberantasan korupsi.

Ibnu Mubarak meriwayatkan dalam kitabnya Az Zuhd, "Suatu ketika Umar mengambil 400 keping uang dinar (kurang lebih 1,7 kilogram emas). Lalu ia memasukkannya ke dalam sebuah pundi. Kemudian ia berkata kepada budaknya, "Berikan ini kepada Abu Ubaidah, Ialu berdiamlah sebentar di rumahnya, cari tahu apa yang dia lakukan dengan pundi tersebut!" 

Kemudian budak itu pergi membawa pundi itu kepada Abu Ubaidah, seraya berkata, "Ini hadiah dari amirul mukminin untuk memenuhi kebutuhanmu!"

Abu Ubaidah menerimanya, lalu berkata, "Semoga Allah merahmati amirul mukminin". 

Lalu Abu Ubaidah memanggil budaknya dan berkata, "Berikan tujuh keping uang emas kepada si fulan, lima keping untuk Si fulan", hingga habis uang 400 keping saat itu juga. 

Lalu budak Umar pulang dan melaporkan apa yang dia saksikan. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement