REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Di akhir zaman ini, fitnah banyak bertebaran, baik di dunia nyata maupun di dunia maya. Sejak dulu, Rasulullah SAW pun telah memberikan pesan kepada umat Islam terkait fitnah di akhir zaman dan umat Islam harus memiliki bekal untuk menghadapinya.
Menurut Ibnu Arabi, fitnah dapat bermakna ujian, cobaan, harta, maupun anak-anak. Ia berkata,
الفِتْنَةُ الإِخْتِبَارُ، وَالفِتْنَةُ المِحْنَةُ، وَالفِتْنَةُ المَالُ، وَالفِتْنَةُ الأَوْلاَدُ، وَالفِتْنَةُ الكُفْرُ، وَالفِتْنَةُ اخْتِلاَفُ النَّاسِ بِالآرَاءِ
“Fitnah bermakna ujian, fitnah bermakna cobaan, fitnah bermakna harta, fitnah bermakna anak-anak, fitnah bermakna kekafiran, fitnah bermakna perselisihan pendapat di antara manusia.” (Linasul Arab, Ibnu Mandzur al-Ifriqi, 13/317).
Lalu bagaimana cara seorang mukmin menghadapi berbagai fitnah akhir zaman tersebut?
Meminta perlindungan kepada Allah
Seorang muslim hendaklah kembali kepada Allah ‘azza wajalla dan senantiasa meminta perlindungan kepada-Nya dalam menghadapi fitnah. Rasulullah pun selalu memohon perlindungan kepada Allah dan memerintahkan umatnya mengerjakannya.
Sebuah riwayat dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dia mengatakan,
كَانَ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم يَدْعُو: اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَمِنْ عَذَابِ النَّارِ، وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ، وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَسِيحِ الدَّجَّالِ
“Rasulullah SAW berdoa, ‘Ya Allah aku meminta perlindungan padamu dari azab kubur, dan dari azab neraka dan dari fitnah kehidupan dan fitnah kematian dan dari fitnah al-Masih Dajjal.” (HR. Al-Bukhari)