REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA – Salah satu perang yang bersejarah dalam Islam adalah perang Uhud. Dalam perang ini, strategi militer dikerahkan Nabi Muhammad SAW, salah satunya adalah mengerahkan telik sandi atau intelijen sebagai pengumpul informasi musuh.
Syekh Shafiyyurrahman Al-Mubarakfuri dalam kitab Sirah Nabawiyah menjelaskan, adalah Al-Abbas bin Abdul Muthalib yang masih menetap di Makkah terus memata-matai setiap tindakan kaum Quraisy dan persiapan militer mereka. Dialah telik sandi (mata-mata) yang berada di pihak Nabi Muhammad SAW saat perang Uhud berlangsung.
Setelah pasukan berangkat, maka Al-Abbas mengirim kabar surat kilat kepada Nabi Muhammad SAW. Yakni berupa kabar secara rinci tentang pasukan kaum Quraisy. Secepat kilat utusan Al-Abbas pergi menyampaikan surat, menempuh perjalanan antara Makkah dengan Madinah hanya jangka waktu tiga hari.
Dia pun menyertakan surat itu tatkala beliau sedang berada di Masjid Kuba. Beliau memerintahkan Ubay bin Ka’ab untuk membacakan surat tersebut dan memerintahkan untuk merahasiakannya. Seketika itu pula beliau pergi ke Madinah, lalu merembukkan permasalahannya dengan para pemuka Muhajirin dan Anshar.