REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wanita terbaik dari kalangan Ahlul Bait, Fatimah radhiallahu anha dinikahkan dengan pria terbaik dari kalangan Ahlul Bait, Ali bin Abu Thalib radhiallahu anhu. Rasulullah SAW begitu mencintai Ali sebagaimana sangat mencintai putrinya ini.
Dikutip dari buku Hasan dan Husain the Untold Story karya Sayyid Hasan al-Husaini, Asma binti Umais mengisahkan: Aku turut hadir pada pernikahan Fatimah putri Rasulullah. Pada pagi harinya, Nabi datang dan berhenti di depan pintu seraya berkata: “Wahai Ummu Aiman, panggilkan saudaraku (Ali).”
“Dia saudara Anda, dan Anda akan menikahkan putri Anda dengannya?” tanya Ummu Aiman.
“Benar, wahai Ummu Aiman,” tukas beliau.
Tidak lama kemudian, Ali datang menghadap Rasulullah.
Kemudian beliau memercikkan air kepadanya, dan mendoakan kebaikan untuknya. Setelah itu, beliau berkata: “Panggilkan Fatimah.”
Fatimah datang dengan malu-malu. Rasulullah pun berkata kepadanya: “Tenanglah. Sungguh, aku telah menikahkanmu dengan laki-laki dari keluargaku yang paling kucintai.” Nabi lalu memercikkan air kepadanya, dan mendoakan kebaikan untuknya" (Al-Mu'jam al-Kabir).
Dalam riwayat lain dikisahkan, saat malam pertama, Nabi berpesan kepada Ali: “Hai Ali, jangan lakukan apa pun sebelum menemuiku.” Nabi kemudian meminta air. Setelah diambilkan air, beliau berwudhu lalu menuangkannya kepada Ali. Lantas beliau berdoa: “Ya Allah, berilah keberkahan pada keduanya dan pada anak-anak mereka” (Fadha-ilush Shahabah).
Demikianlah awal perjalanan rumah tangga Ali dan Fatimah. Sejak pertama menikah, kehidupan mereka sudah diisi dengan ketaatan, dzikir, dan doa.