Selasa 03 Aug 2021 20:59 WIB

5 Nama Lain Akhlak yang Jadi Penentu Kemuliaan Seseorang

Akhlak adalah ibarat seberkas sinar kekayaan yang diberikan Allah SWT

Rep: Andrian Saputra/ Red: Nashih Nashrullah
Akhlak adalah ibarat seberkas sinar kekayaan yang diberikan Allah SWT, Ilustrasi akhlak
Foto:

Prof Asep menjelaskan, kedua, akhlak juga disebut dengan thabi'ah yang berasal dari kata thaba'a yang artinya mencetak. Maksudnya yaitu segala apa yang didengar, dilihat, yang disimpan dalam hati, yang ditirukan, dan yang diulang-ulang lambat laun akan membentuk atau tercetak dalam kalbu seseorang. Maka menurutnya akhlak merupakan sifat yang tertanam dalam jiwa.  

Ketiga, akhlak disebut juga as-sijiyyah yang berarti ungkapan, ekspresi atau pernyataan. Maksudnya akhlak adalah apa yang tersimpan dalam hati atau jiwa lalu muncul kepermukaan. 

Menurut Prof Asep akhlak dapat keluar melalui gestur atau bahasa tubuh. Akhlak juga dapat keluar atau tercerminkan dari kata-kata, maka menurutnya seseorang yang ucapannya santun dan lembut mencerminkan mulia akhlaknya. 

Sebaliknya seseorang yang ucapannya kasar, tidak memiliki manfaat, bahkan cenderung menimbulkan kemudharatan maka mencerminkan akhlak yang rusak. Selain itu akhlak juga tercermin dalam sikap dan terlihat dari perilaku.  

Keempat, akhlak disebut juga al-muruah yang berarti harga diri, martabat, dan kehormatan. Prof Asep menjelaskan seseorang yang kualitas akhlaknya rendah maka harga dirinya pun ditempatkan pada perkara yang tidak memiliki makna. 

Orang tersebut akan mudah tersinggung, marah hanya karena persoalan-persoalan sepele dalam perkara dunia. Sebaliknya orang yang memiliki kualitas akhlak tinggi  akan menempatkan harga dirinya pada yang lebih bermakna.  

"Rasulullah ketika harga dirinya direndahkan tidak marah, karena muruahnya tidak pada itu. Tapi ketika agama dihina, Alquran dilecehkan, Allah dihina, maka Rasulullah marah. Mengapa? Karena harga dirinya berada pada sesuatu yang bermakna," katanya. 

Kelima, Prof Asep mengatakan akhlak berarti juga ad-din yaitu keteraturan, peradaban, dan agama. Keteraturan menggambarkan pribadi yang baik, maju, modern dan berperadaban. Itu sebabnya Islam hadir untuk mengembangkan manusia menjadi pribadi yang berakhlak. 

 

Rasulullah SAW diutus untuk menyempurnakan akhlak. Sebab itu menurut Prof Asep esensi dalam ajaran Islam bukan terletak pada ibadah atau ilmu melainkan esensi ajaran Islam terletak pada pada sikap, perbuatan, karakter, kepribadian atau disebut akhlak yang mulia.    

sumber : Harian Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement