Orang yang tak wara' pada kemaksiatan tak pantas di bumi
يَا عَلِيُّ، مَنْ لَمْ يَكُنْ وَرَعًا عَنِ الْمَعَاصِيْ فَبَطَنُ الْأَرْضِ خَيْرٌ لَهُ مِنْ ظَهْرِهَا لِأَنَّهُ لَا إِيْمَانَ فِيْ قَلْبِهِ
Wahai Ali siapa orang yang tidak wara' terhadap kemaksiatan maka perut bumi lebih baik baginya dibanding di atas permukaan bumi (artinya ia lebih baik mati dibanding hidup terus menambah dosa dengan maksiatnya, karena sesungguhnya tidak ada iman dalam hatinya orang yang tidak wara'.
Wara' itu meninggalkan perkara haram
يَا عَلِيُّ، أَصْلُ الْوَرَعِ تَرْكُ الْحَرَامِ وَمَا حَرَّمَ اللهُ وَرَأْسُ الْكَرَمِ فِيْ تَرْكِ الْمَعَاصِيْ
Wahai Ali, intinya wara' itu meninggalkan barang haram dan apa-apa yang telah diharamkan Allah, dan pangkal kemuliaan itu adalah dengan meninggalkan kemaksiatan. (Maksudnya orang yang meninggalkan barang haram, berarti meninggalkan maksiat, maka orang tersebut telah menuju pada kemuliaan).