REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Sejak permulaan kehidupan manusia, Allah SWT mengawali kisah tentang jangan mudah tertipu dengan godaan syaitan sebagaimana Nabi Adam AS dan istrinya Hawa. Kisah ini bisa menjadi perhatian setiap manusia sebagai anak cucunya.
"Di awal kehidupan manusia sandiwara langit telah digelar dengan sangat elegan," kata Ustadz Ahmad Rifa'i Rf'an dalam bukunya "Bahkan Tuhan Pun Berkurban".
Ustadz Ahmad mengatakan, semua berawal dari keinginan seorang Adam manusia pertama yang diciptakan Allah SWT terhadap hadirnya seorang pendamping hidupnya di surga.
"Adam mengungkapkan permohonan kepada Allah akan hadirnya seorang pendamping hidup di surga, terciptalah Hawa," katanya.
Di lain tempat iblis yang telah dilaknat oleh Allah karena tak bersedia bersujud kepada Adam, memendam dendam. Ketika Hawa telah tercipta, iblis menjadikannya sebagai jalan rayu kepada Adam untuk melanggar perintah Allah satu-satunya larangan Allah kepada Adam dan Hawa adalah menjauhi pohon terlarang atau yang kita kenal dengan sebagai khuldi.
"Tapi sayang, mungkin saja sejak awal diciptakannya, manusia sudah berpotensi tamak dan tidak pernah puas diri,”
Iblis sangat tahu bahwa Adam memiliki keinginan yang kuat untuk tetap berada di surga, sehingga rayuan yang ditujukan kepada Adam adalah keabadian karunia surga.
Iblis bertanya kepada Adam, "Wahai Adam kau tahu mengapa Tuhan melarang mendekati Khuldk?"
Adam menjawab, "Aku tidak tahu. Yang ku tahu Allah melarangku."
Iblis pun mulai merayunya, "Tuhan sebenarnya punya rencana untuk mengeluarkan kalian dari surga, sehingga engkau dilarang mendekati khuldi. Khuldi artinya kekal. Jika engkau memakan buah khuldi, maka engkau akan kekal di surga. Tuhan tidak ingin terjadi, maka engkau dan Hawa dilarang memakannya."
Iblis akhirnya berhasil menjerumuskan Adam beserta Hawa untuk mendekat dan memakan buah khuldi. Menyaksikan Adam melanggar, Allah SWT pun menyuruh Adam keluar dari surga.
Begitu turun ke bumi, Nabi Adam segera mendari kesalahannya. Berhari-hari ia meminta ampun kepada Allah. Ia menangis, bersujud, dan seraya mengucapkan satu doa berulang-ulang.
"Doa yang di panjatkan Adam diabadikan dalam Alquran dan banyak didirikan kaum muslimin hingga sekarang," katanya.
"Ya Robbana kami, kami telah berbuat zalim kepada diri kami sendiri. Jika tidak Engkau ampuni dan Engkau kasihi kami, maka jadilah kami orang-orang yang merugi."
"Selama 300 tahun Adam dan Hawa terus-menerus memanjatkan doa tersebut. Nah pada tanggal 1 Zulhijah ini doa Nabi Adam dan Siti Hawa dikabulkan oleh Allah Azza Wjalla," katanya.